Samarinda, Klausa.co – Ketahanan pangan menjadi isu penting yang harus dijaga oleh setiap negara. Namun, beberapa negara di dunia justru mengambil langkah untuk menutup keran ekspor pangan mereka, baik itu gandum, sayur-sayuran, maupun buah-buahan.
Presiden RI Joko Widodo menyebut, ada 19 negara yang membatasi ekspor pangan pada tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak El Nino yang bisa mengancam stok pangan dan kesejahteraan warga mereka.
Tak hanya itu, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Samsun mengatakan, ada sekitar 22 negara yang sudah berhenti dan tidak mau lagi menjual hasil pertaniannya ke luar negeri. Alasannya, mereka khawatir kekurangan pangan untuk dikonsumsi sendiri.
“Kalau kita enggak produksi sendiri mau beli dari mana. Enggak ada orang jualan lagi,” kata Samsun kepada klausa.co, belum lama ini.
Politikus PDI Perjuangan ini mengingatkan, kondisi ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak di Kaltim, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, hingga para petani. Jika tidak, Kaltim bisa mengalami krisis pangan seperti yang dialami oleh negara-negara lain.
“Kalau kita enggak konsisten, hati-hati. kita bakal krisis pangan seperti yang terjadi di negara-negara lain, hari ini mereka teriak-teriak kekurangan pangan,” ujarnya.
Salah satu contoh yang disampaikan Samsun adalah kondisi di Amsterdam, Belanda. Anak-anak sekolah sudah tidak mendapatkan sarapan pagi.
“Itu tanda-tanda,” katanya.
Untuk itu, Samsun menekankan pentingnya pertanian berkelanjutan di Kaltim. Menurutnya, pertanian adalah sumber utama makanan bagi kebanyakan orang di dunia. Oleh karena itu, semua orang harus peduli terhadap ketahanan pangan di Kaltim.
“Kira-kira, kita ini mau konsisten apa tidak terhadap ketahanan pangan di Kaltim. Semua harus serius menanganinya, karena persoalan ini menyangkut hidup orang banyak,” tegasnya.
Samsun juga mengajak para petani muda untuk mau bertani dan mengisi regenerasi di sektor pertanian. Dia mengatakan, jika Kaltim kekurangan generasi petani milenial, maka siapa yang mau menanam padi dan sebagainya.
“Kalau enggak ada regenerasi, enggak ada yang menanam, memangnya kamu mau menanam beras sendiri. Kita harus mendorong anak-anak muda agar mau menggeluti sektor pertanian,” ucapnya.
Selain itu, Samsun juga meminta agar lahan-lahan pertanian produktif di Kaltim tidak dialihfungsikan. Dia mengkhawatirkan, jika lahan pertanian terus berkurang, maka kebutuhan pangan di Kaltim tidak akan terpenuhi.
“Kemudian stop mengalihfungsikan lahan-lahan pertanian produktif kita. Mau makan apa kita jika semuanya dialihkan. Sementara makan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia. Intinya, negara-negara di dunia sedang mengkhawatirkan krisis pangan di daerahnya,” pungkasnya. (Apr/Fch/ADV/DPRD Kaltim)