Kukar, Klausa.co – Sudah empat tahun lebih sejak pertama kali diajukan, namun perbaikan jalan utama di Desa Sebulu Modern, Kutai Kartanegara (Kukar), masih belum juga terealisasi. Jalan sepanjang 6 kilometer yang menghubungkan wilayah M. Yusuf hingga Bloro itu kini kian rusak, sementara proposal demi proposal tak kunjung digubris.
“Sudah kami usulkan sejak 2020 lewat Musrenbang desa maupun kecamatan, tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” kata Kepala Desa Sebulu Modern, Joemadin, kepada Klausa.co.
Situasi ini tak hanya mempengaruhi kenyamanan warga dalam bepergian, tetapi juga berdampak langsung pada sektor ekonomi lokal. Para petani misalnya, kesulitan membawa hasil panen ke pasar akibat kondisi jalan yang berlubang dan licin saat hujan. Anak-anak sekolah dan petugas medis juga menghadapi tantangan serupa setiap hari.
Sayangnya, keterbatasan kewenangan menjadi kendala lain. Jalan utama itu berada di bawah tanggung jawab pemerintah kabupaten, bukan desa.
“Yang bisa kami kerjakan hanya jalan lingkungan. Untuk jalan utama, kami sangat berharap ada perhatian dari kabupaten atau provinsi,” tambah Joemadin.
Tak hanya jalan, pemerintah desa sebenarnya juga telah mengajukan dua usulan lain: pembangunan gedung serbaguna dan fasilitas olahraga untuk mendukung aktivitas sosial warga. Namun, dari tiga proposal yang disampaikan sejak tahun lalu, hanya satu yang disetujui, pembangunan jembatan di Dusun Antai dengan anggaran Rp500 juta.
Meski demikian, harapan belum padam. Warga Sebulu Modern terus menanti bukti dari janji-janji pembangunan yang pernah digaungkan.
“Kami ingin ada percepatan realisasi. Infrastruktur bukan soal kemewahan, tapi kebutuhan dasar masyarakat,” tegas Joemadin. (Yah/Fch/ADV/Pemkab Kukar)