Samarinda, Klausa.co – Pertumbuhan pesat industri tambang di Kalimantan Timur (Kaltim) terus memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim menilai kontribusi sosial perusahaan tambang melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) masih tergolong minim.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menilai CSR seharusnya menjadi instrumen penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang berdampak langsung bagi masyarakat dan lingkungan. “Sayangnya, saat ini kontribusi CSR dari sektor tambang masih sangat kecil, hanya sekitar Rp1.000 per ton,” ujar Seno Aji di Samarinda, Senin (9/6/2025)
Dengan volume produksi tambang yang besar, skema CSR saat ini baru menghasilkan sekitar Rp500 miliar per tahun. Jumlah tersebut dinilai belum memadai untuk menopang kebutuhan pembangunan, khususnya di sektor pendidikan yang masih menghadapi berbagai persoalan mendasar.
Untuk itu, Pemprov Kaltim telah melakukan langkah konkret dengan mengirimkan surat resmi dan melakukan audiensi kepada sejumlah perusahaan tambang guna mendorong peningkatan kontribusi CSR menjadi Rp2.000 per ton.
“Jika usulan ini disetujui dan diterapkan, maka potensi penerimaan CSR bisa meningkat hingga Rp1 triliun per tahun,” sebut Seno.
Dana tambahan dari CSR tersebut nantinya akan difokuskan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Kaltim. Mulai dari peningkatan fasilitas sekolah dan perguruan tinggi, hingga pemberian insentif bagi tenaga pendidik.
“Kami ingin anak-anak Kaltim memiliki akses pendidikan yang lebih baik. Perusahaan tambang punya peran besar dalam mewujudkan hal itu,” tegas mantan legislator Karang Paci itu. (Din/Fch/ADV/Diskominfo Kaltim)