Samarinda, Klausa.co – Menjelang pelaksanaan Pilkada serentak Kalimantan Timur (Kaltim) 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Samarinda mulai bergerak cepat. Salah satu langkah awalnya adalah merekrut 200 tenaga pelipat surat suara, yang akan berlangsung pada November 2024. Target mereka, menyelesaikan seluruh proses pelipatan tepat waktu sebelum hari pemungutan suara.
Ketua KPU Samarinda, Firman Hidayat, menekankan pentingnya menjaga netralitas dalam tahapan ini. Untuk itu, KPU melibatkan pihak ketiga dalam proses perekrutan tenaga pelipat.
“Kami sengaja menggandeng pihak ketiga agar seluruh proses dapat berjalan transparan dan bebas dari tuduhan, terutama terkait potensi kerusakan surat suara saat pelipatan,” ujar Firman pada Senin (21/10/2024).
Bukan sekadar memastikan kelancaran teknis, keterlibatan pihak ketiga juga menjadi strategi KPU untuk merawat kepercayaan publik. Kepercayaan yang, dalam setiap pemilu, kerap diuji oleh kekhawatiran akan adanya kecurangan. Firman memastikan, proses ini dirancang agar transparansi menjadi prioritas utama.
Adapun jumlah tenaga pelipat yang direkrut, yakni 200 orang, tidak mengalami perubahan dari Pilkada sebelumnya. Firman menegaskan bahwa jumlah tersebut sudah proporsional dan terbukti mampu menangani skala pekerjaan yang dibutuhkan.
“Jumlah ini sudah cukup. Kami menggunakan basis pengalaman Pilkada sebelumnya,” jelasnya.
Namun, ada satu perubahan penting yang berpotensi membuat pekerjaan kali ini lebih ringan: ukuran surat suara. Dibandingkan Pemilu serentak Februari 2024, surat suara Pilkada jauh lebih kecil, yakni berukuran 18 cm x 30 cm. Hal ini, menurut Firman, akan mempercepat proses pelipatan.
“Saat Pemilu lalu, kami menangani lima kotak suara besar. Kali ini, dengan surat suara yang lebih kecil dan jumlah yang lebih sedikit, pekerjaan akan lebih ringan,” katanya.
Selain merekrut tenaga pelipat, KPU Samarinda juga membuka peluang bagi masyarakat untuk terlibat dalam persiapan Pilkada ini. Firman secara terbuka mengajak warga Samarinda untuk ikut berpartisipasi sebagai bagian dari tim pelipat.
“Ini bukan hanya soal pekerjaan teknis. Ini tentang kontribusi kita pada proses demokrasi di daerah kita sendiri,” tutupnya. (Yah/Fch/Klausa)