Samarinda, Klausa.co – Pemenuhan gizi bagi bayi kembar menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Selain harus memperhatikan porsi makanan yang cukup, mereka juga harus mengetahui pola asuh yang benar.
Di Puskesmas Sempaja Kota Samarinda, Irama Fitamina menemukan kasus stunting pada bayi kembar. Kepala puskesmas itu mengatakan bahwa orang tua bayi kembar sering memberikan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anaknya.
“Ada yang anaknya kembar, 1 piring berdua. Ya nggak cukup lah, jadi kita bilang harusnya anak A mendapatkan satu porsi, dan anak B juga mendapat satu porsi. Nggak bisa satu piring buat berdua, ya kurang. Mereka harus menerima porsi yang sesuai untuk pertumbuhannya,” kata Irama.
Irama mengatakan bahwa masalah stunting itu sangat komplek, bukan persoalan makanan tambahan saja. Namun yang paling penting adalah, mengetahui pola asuh yang benar.
“Sebanyak apapun pemerintah memberikan bantuan, kalau caranya tidak betul, ya tidak bisa mengatasi stunting itu,” ujarnya.
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi dalam waktu lama. Anak yang stunting akan memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.
Menukil data Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen. Angka ini masih di atas standar global yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.
Untuk menuntaskan stunting, Pemerintah Kota Samarinda terus menerus berupaya memberikan bantuan dan edukasi kepada masyarakat. Tujuannya, supaya tumbuh generasi sehat dan berkualitas menuju Indonesia Emas. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)