Klausa.co

Kecelakaan Maut Relawan GMS, Jadi Pengingat Bahaya Penumpang di Bak Pikap

Lokasi Kecelakaan maut yang menewaskan tiga relawan GMS di tikungan Perum Vila Tamara, Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Senin (9/12/2024) malam.

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Tiga relawan Griya Mukti Sejahtera (GMS) tewas dalam kecelakaan maut di tikungan Perum Vila Tamara, Jalan AW Sjahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu, Senin (9/12/2024) malam. Insiden ini menjadi pengingat keras tentang risiko fatal mengangkut penumpang di bak kendaraan.

Kasat Lantas Polresta Samarinda, Kompol Creato Sonitehe Gulo, menyampaikan keprihatinannya.

“Praktik ini tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga sangat berbahaya. Sesuai UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penumpang di bak pikap dilarang,” tegas Gulo saat ditemui, Selasa (10/12/2024).

Gulo menjelaskan kronologi tragis itu. Pikap yang ditumpangi para relawan melaju dengan kecepatan tinggi menuju lokasi kebakaran di Harapan Baru. Di sebuah tikungan tajam, sopir kehilangan kendali, lalu kendaraan menghantam pohon. Ketiga relawan yang duduk di bak pikap terlempar, nyawa mereka tak tertolong.

Baca Juga:  Jelang Nataru, Polisi Siagakan 1.125 Personil untuk Kawal 109 Gereja di Samarinda

“Banyak spekulasi yang beredar, termasuk soal pengemudi menghindari kucing. Namun, dari hasil olah TKP, tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Kecelakaan ini murni disebabkan oleh hilangnya kendali kendaraan,” kata Gulo, menepis rumor yang berkembang di masyarakat.

Kecelakaan ini juga membuka diskusi tentang desain kendaraan operasional darurat yang sering digunakan oleh para relawan.

“Kendaraan pemadam kebakaran resmi sekalipun memiliki pengaman khusus di bagian belakang untuk memastikan personel tetap aman. Namun, kendaraan seperti pikap tidak dirancang untuk mengangkut penumpang di bak belakang,” jelasnya.

Menurut Gulo, edukasi keselamatan bagi relawan menjadi sangat mendesak. “Relawan yang berada di bak kendaraan harus duduk dengan aman dan berpegangan. Tanpa pengamanan ini, risiko terlempar saat terjadi kecelakaan sangat tinggi,” tambahnya.

Baca Juga:  Pemuda Samarinda Ditangkap Polisi, Edarkan Ganja via Media Sosial

Kecelakaan ini menjadi alarm keras bagi semua pihak yang terlibat dalam penanganan darurat. Tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga standar keselamatan yang kerap diabaikan dalam situasi mendesak.

“Keselamatan adalah prioritas utama, bahkan dalam kondisi darurat sekalipun,” ujar Gulo menutup pernyataannya.

Tragedi ini adalah pelajaran pahit tentang pentingnya kepatuhan pada aturan dan desain transportasi yang aman. Relawan yang berada di garis depan penyelamatan sering kali mempertaruhkan nyawa mereka. Namun, dengan prosedur yang tepat, risiko seperti ini dapat diminimalkan. (Yah/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co