Klausa.co

Desak Anies di Samarinda, Tidak Semena-mena Setop IKN, Hanya Mengatur Alokasi Anggaran

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan berkunjung ke Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Salah satu agendanya adalah menggelar Desak Anies. Desak Anies adalah sesi ineraksi Anies bersama warga. Mereka berkumpul bersama dan Anies menerima berbagai pertanyaan dari masyarakat terkait visi misi nya apabila terpilih menjadi Presiden.

Desak Anies di Kota Tepian merupakan gelaran yang ke-14 dari seluruh rangkaian kampanye yang sudah berlangsung. Di Samarinda Desak Anies dihelat di Da’coffe, Jalan Bung Tomo, Samarinda Seberang pada Kamis (11/1/2023). Gubernur DKI Jakarta periode 2017 – 2022 itu lantas bernostalgia dengan menceritakan dirinya pertama kali ke Samarinda pada 1994.

“ Senang sekali bisa kembali ke Samarinda kali ini, Benar apa yang dibilang warga kalau minum air Sungai Mahakam akan balik lagi ke kota ini,” tuturnya.

Anies kemudian menceritakan saat dirinya menginisiasi program untuk pelatihan anak-anak muda terkait ekonomi se-Kaltim di Tenggarong. Saat itulah Anies untuk pertama kalinya melihat disparitas sosial yang terjadi antara Kalimantan dan Jawa.

Baca Juga:  Tatap Tahun Politik 2024, Ananda Moeis Ingatkan Kader PDI Perjuangan Semangat Gotong Royong

“Waktu itu di Tenggarong tahun 94, pesertanya dari seluruh Kaltim. Saya waktu itu kagum dengan Sungai Mahakam karena ukurannya luar biasa besar. Secara bersamaan tongkang batu bara yang lewat, Di situ saya menyaksikan pertama kali apa itu ketimpangan secara nyata,” ucap Anies.

Anies lalu membahas soal pembangunan jalur kereta yang akan menghubungkan seluruh wilayah Kalimantan. Menurutnya, konektivitas antar daerah sangat penting. Salah satu caranya dengan membangun transportasi publik yang terintegrasi.

“Yang tidak kalah penting adalah memastikan pembangunan infrastruktur dan transportasi ke berbagai wilayah agar di Kalimantan tersambung kan dengan baik,” kata Anies.

Dalam sesi tanya jawab, masyarakat diberi kesempatan memberikan pertanyaan kepada Anies. Defon, salah seorang penanya menanyakan, apabila menolak pembangunan ibu kota negara (IKN) yang baru, proyek yang sekarang berjalan mau diapakan?

Baca Juga:  DPD PDI Perjuangan Kaltim Gelar Vaksinasi Untuk Warga Samarinda

Anies menjawab, dirinya tidak mungkin semena-mena menyetop pembangunan IKN. Sebab mesti ada transisi yang dilakukan. Pasalnya pembangunan dan pemindahan IKN telah diatur dalam undang-undang. Hanya saja, dirinya akan mengatur soal alokasi dana.

“Seperti contoh, untuk menyambungkan jalur kereta Kaltim ke Kalbar (Kalimantan Barat) kami menghitung memerlukan biaya Rp22 triliun. Lebih murah dibanding membangun IKN yang bernilai empat ratusan triliun,” jelasnya.

Di sisi lain, untuk proyek yang sudah berjalan, Anies akan duduk bersama dengan stakeholder. Membicarakan kembali terkait anggaran IKN. Jangan sampai menimbulkan kerugian. Dengan kata lain, Anies akan mengatur alokasi anggaran agar tak terlalu tersedot untuk IKN.

“Ada sektor dan wilayah lain yang perlu dikucuri anggaran. Artinya kami akan menganggarkan sesuai dengan kebutuhan,” tegasnya.

Anies menilai pemindahan IKN bukan hal yang mendesak. Kaltim pun masih banyak persoalan.

Baca Juga:  Hari Anak Nasional 23 Juli, Sejarah, Logo Hingga Tema Peringatan HAN 202

“Masalah urgent ini harus dibereskan. Jangan kita membangun seakan-akan seperti mengalihkan perhatian dari persoalan yang sesungguhnya,” ungkapnya.

Anies mengungkapkan, permasalahan lingkungan di Kaltim sangat nyata. Ia melihat setiap musim hujan, air Sungai Mahakam meluap dan menyebabkan banjir di berbagai tempat yang ada di Samarinda. Masalah ini harus diselesaikan lebih dahulu daripada membangun proyek-proyek yang hanya memikirkan tempat pegawai pemerintah.

“Belum lagi bicara pendidikan. Puluhan sekolah rusak di Kaltim. Lalu kesehatan. Jadi hal-hal mendasar ini. Kebutuhan dasar mulai dari pendidikan, kesehatan, mobilitas, transportasi.” Ujarnya

Insyaallah Kalimantan akan maju dan masyarakat akan merasakan kesejahteraan, bukan hanya satu lokasi tapi semua lokasi di Kaltim,” sambungnya.

Anies juga menyayangkan, kekayaan alam di Kalimantan tidak diimbangi dengan kesejahteraan masyarakatnya. Menurutnya, hal ini karena pemerintah daerah tidak fokus pada pembangunan infrastruktur dasar.

“Tempat ini begitu kaya untuk penduduk yang merasa miskin,” pungkasnya. (Yah/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co