Balikpapan, Klausa.co – Adwar Skenda Putra, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan, bersemangat menyambut kepindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mulai tahun depan. Adwar dan timnya sedang menyiapkan pengembangan moda transportasi, berupa bus rapid transit atau bus raya terpadu (BRT), yang diharapkan bisa meningkatkan mobilitas dan kenyamanan masyarakat Balikpapan.
Balikpapan adalah salah satu kota penyangga IKN yang berlokasi di Kalimantan Timur. Kota ini memiliki populasi sekitar 700 ribu jiwa dan luas wilayah sekitar 500 km persegi. Balikpapan dikenal sebagai kota industri, perdagangan, dan jasa yang menjadi pusat perekonomian di Kalimantan. Namun, Balikpapan juga menghadapi tantangan dalam bidang transportasi, seperti kemacetan, polusi, dan kurangnya angkutan umum yang memadai.
Mengikuti Jejak TransJakarta
Untuk mengatasi masalah transportasi tersebut, Dishub Balikpapan merujuk pada BRT, seperti di Jakarta, yaitu TransJakarta. BRT adalah sistem angkutan umum yang menggunakan bus khusus yang beroperasi di jalur terpisah dari lalu lintas umum. BRT mampu menampung penumpang dalam jumlah banyak dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. BRT juga memiliki keunggulan dalam hal kecepatan, efisiensi, dan ramah lingkungan.
“Koridor utamanya adalah Jalan Jenderal Sudirman yang terletak di pusat Kota Balikpapan. Kami kembangkan BRT agar tidak terlalu banyak kendaraan pribadi,” terang Adwar, Sabtu (4/11/2023). Menurutnya, Jalan Jenderal Sudirman adalah jalan protokol yang menghubungkan berbagai fasilitas penting, seperti bandara, pelabuhan, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Jalan ini juga sering mengalami kemacetan, terutama pada jam sibuk.
Setelah koridor utama di Jalan Jenderal Sudirman, Adwar mengatakan bahwa Dishub juga akan mengembangkan koridor lain, seperti di wilayah Timur, Utara, Selatan, dan Barat Kota Balikpapan. “Kami sudah punya perencanaan utama untuk mewujudkan keinginan angkutan massal tersebut. Kami juga sudah meminta dukungan ke Kementerian Perhubungan untuk pengadaan bus,” ujarnya.
Menuju Smart City
Adwar berharap masyarakat Balikpapan akan terbiasa dengan angkutan massal, terutama BRT pada 2024. Ia mengatakan bahwa BRT adalah salah satu langkah menuju smart city, yaitu kota cerdas yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas hidup warganya. “Seiring pembangunan IKN dengan konsep smart city, Balikpapan sebagai kota penyangga harus menyesuaikan,” katanya.
Salah satu contoh penerapan smart city di Balikpapan adalah penggunaan aplikasi berbasis online untuk mengakses layanan BRT. Aplikasi ini akan memudahkan pengguna untuk mengetahui jadwal, rute, tarif, dan lokasi bus. Aplikasi ini juga akan terintegrasi dengan sistem pembayaran elektronik yang praktis dan aman. “Kami ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat Balikpapan. Kami ingin mereka merasakan manfaat dari BRT,” tutur Adwar.
Namun, pengembangan BRT di Balikpapan tidak tanpa hambatan. Adwar mengakui bahwa Dishub masih perlu melakukan penindakan terhadap sopir-sopir tanpa izin atau sopir tembak yang meresahkan masyarakat. Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mendukung program BRT dengan tidak memarkir kendaraan pribadi di jalur BRT. “Kami butuh kerja sama dari semua pihak. BRT bukan hanya milik Dishub, tapi milik seluruh warga Balikpapan,” pungkasnya. (Mar/Bob/Klausa)