Samarinda, Klausa.co – Modernisasi pertanian mulai diterapkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Tandanya, melalui pemanfaatan teknologi drone di kawasan Pelita 6, Kecamatan Sambutan.
Inovasi ini membuat sektor pertanian Kota Tepian mulai melakukan teknologi. Sebab, selama ini petani di Samarinda dinilai tertinggal untuk urusan adopsi teknologi dibanding daerah lain di Kalimantan Timur (Kaltim).
Lima kelompok tani di Pelita 6 kini telah menggunakan drone semprot pupuk yang nilainya mencapai hampir Rp200 juta.
Bantuan ini merupakan dukungan dari Bank Indonesia sebagai bagian dari program pengendalian inflasi dan penguatan ketahanan pangan.
Asisten II Setda Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, mengatakan bahwa penggunaan drone menjadi solusi efisien di tengah keterbatasan tenaga kerja dan luas lahan yang terus berkembang.
“Biasanya memupuk satu hektare butuh lima sampai enam jam, sekarang cukup 10 menit dengan drone. Ini lompatan besar,” ujarnya beberapa hari lalu.
Adapun lima kelompok tani penerima adalah Berkat Usaha, Agrowisata, Pelita Berkat Mandiri, Bina Usaha, dan Rahmat Abadi, dengan total cakupan lahan mencapai 140 hektare.
Selain drone, bantuan lain juga disalurkan seperti empat unit traktor, satu genset, dan satu unit alat berat John Deere.
Menurut Marnabas, produktivitas petani Samarinda masih berada di bawah rata-rata nasional.
“Penyemprotan jadi lebih merata dan tepat sasaran. Ini tentu berdampak langsung pada hasil panen,” tambahnya.
Namun, ia mengingatkan pentingnya perawatan alat agar tidak mangkrak.
“Beli gampang, rawat susah. Jangan sampai semangat di awal, lalu alat rusak tidak terpakai,” tegasnya.
Pemkot kini tengah menyusun mekanisme tanggung jawab pemakaian bersama Dinas Pertanian, termasuk pelatihan operator drone yang hanya ditugaskan pada petani tertentu.
“Sudah ada petani yang dilatih khusus di kelompok. Jadi tidak semua bisa mengoperasikan,” jelasnya. (Yah/Fch/Klausa)