Samarinda, Klausa.co – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menyoroti rendahnya animo generasi muda terhadap program pemagangan ke Jepang. Padahal, skema ini dianggap strategis untuk membuka akses kerja ke pasar global sekaligus menekan angka pengangguran dan kemiskinan di daerah.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengungkapkan keprihatinannya terhadap fakta bahwa setiap tahun hanya sekitar 40 pemuda dari Kaltim yang berangkat magang ke Jepang melalui skema kerja sama Kementerian Ketenagakerjaan RI dan International Manpower Development Organization Japan (IM Japan).
“Minat anak muda kita masih sangat minim. Padahal, ini kesempatan besar untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing mereka di level internasional,” kata Seno saat ditemui usai kegiatan di Samarinda, Jumat (27/6/2025).
Di tingkat daerah, program ini dilaksanakan lewat fasilitasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim serta Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda. Pemerintah daerah, kata Seno, terus berupaya melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, terutama SMA dan SMK, agar lebih banyak lulusan tertarik mengikuti program ini.
Ia menilai magang ke luar negeri bukan hanya soal pengalaman kerja, tetapi juga bisa menjadi jembatan untuk memperbaiki kualitas hidup.
“Saat ini tingkat kemiskinan kita ada di angka 5,11 persen. Angka ini berkorelasi dengan masih tingginya pengangguran. Program seperti ini bisa menjadi salah satu solusi,” jelasnya.
Lebih jauh, Seno berharap skema pemagangan luar negeri tak berhenti hanya di Jepang. Ia ingin program serupa juga dibuka untuk tujuan negara lain seperti Korea Selatan dan Australia, yang selama ini dikenal sebagai pasar kerja potensial bagi tenaga kerja Indonesia.
“Kita ingin anak-anak Kaltim tidak hanya punya daya saing lokal, tapi juga siap menghadapi tantangan global,” tegasnya. (Din/fch/ADV/Diskominfo Kaltim)