Klausa.co

Ratusan Sastrawan Tiga Negara Bertemu di Samarinda, Hadir Merawat Warisan Melayu

Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim sekaligus Ketua Panitia DSBK 2025, Syafril Teha Noer. ( Foto : Din/Klausa )

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Gelaran Dialog Serantau Borneo-Kalimantan (DSBK) 2025 kembali digelar di Samarinda dengan mengusung tema “Nusantara dan Penguatan Sastra Melayu: Merawat Estetika dan Didaktika.” Mengusung tagline Sastra Memperkuat Jiwa, Sastra Memperkasa Bangsa, forum sastrawan dari tiga negara ini menjadi bukti hidupnya geliat sastra Melayu di kawasan Borneo.

Sekitar 300 peserta hadir dalam agenda bergengsi ini. Mereka datang dari berbagai penjuru Kalimantan. Mulai Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Utara.

Turut hadir pula delegasi dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Sejumlah akademisi, pengurus dewan kesenian provinsi maupun kabupaten/kota di Kalimantan Timur juga turut ambil bagian.

“Dialog para sastrawan ini menjadi forum pertemuan yang mempertemukan para karyawan atau sastrawan dari tiga negara, khususnya dari Pulau Borneo atau Kalimantan,” ujar Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kaltim sekaligus Ketua Panitia DSBK 2025, Syafril Teha Noer, Selasa Malam (17/6/2026)

Ia menambahkan, antusiasme peserta tahun ini sangat tinggi, bahkan panitia terpaksa membuat daftar tunggu karena jumlah pendaftar melebihi kapasitas yang tersedia.

Baca Juga:  Sinergi Pusat-Daerah di Balik Nomor Dua Rudy-Seno

Salah satu pendiri DSBK dari Malaysia, Datuk Zainal, mengungkapkan rasa bangganya melihat semangat para sastrawan senior yang masih setia mengikuti pertemuan ini.

“Semangat ini harus bisa memotivasi generasi muda untuk terus berkarya di bidang sastra,” ungkapnya.

Wakil Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kalimantan Selatan, Bang Ben, juga memberi apresiasi tinggi terhadap penyelenggaraan DSBK.

“Saya menempuh 12 jam perjalanan dari Banjarbaru dengan rombongan 30 sampai 40 orang. Di Kalsel sendiri, kegiatan Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) sudah berjalan selama 22 kali, bergiliran di setiap kota dan kabupaten,” ujarnya.

Bang Ben juga menyinggung peran bahasa Banjar sebagai rumpun Melayu, di dalam keseharian masyarakat Samarinda.

Baca Juga:  Gubernur dan Wagub Kaltim Jalani Ritual Tepung Tawar di Hari Pertama Kerja

Menurutnya, bahasa Banjar dahulu cukup dominan di tengah ekosistem perdagangan, lantaran menjadi bahasa perantara yang mudah dipahami berbagai kalangan.

“Semisal dulu, interaksi bahasa Kutai atau Dayak, setiap suku bisa sangat berbeda,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyebut DSBK sebagai jembatan peradaban lintas negara.

“Kegiatan ini membawa dampak baik, terutama dalam membangun semangat pendidikan, mempererat budaya serumpun, dan memperkuat persahabatan antar bangsa,” ujarnya.

Seluruh rangkaian kegiatan DSBK 2025 dijadwalkan berlangsung hingga 20 Juni 2025. Para peserta juga difasilitasi oleh panitia, termasuk akomodasi di Hotel Harris Samarinda. (Din/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co