Klausa.co

Perintah Partai Tak Bisa Ditawar, Sindiran Kader PDI Perjuangan pada Rusmadi Wongso

Plt Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso resmi mengembalikan KTA PDI Perjuangan (Foto: Istimewa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Wakil Ketua Bidang Hukum dan Perundang-undangan DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur (Kaltim), Roy Hendrayanto, angkat bicara terkait hengkangnya Rusmadi Wongso dari partai banteng. Keputusan ini muncul setelah Rusmadi secara terbuka menyatakan dukungannya pada calon gubernur Kaltim yang bukan merupakan usungan partainya. Sikap tersebut dinilai sebagai bentuk pembelotan yang tak bisa dibiarkan begitu saja.

Senin, 28 Oktober 2024 lalu, nama Rusmadi resmi dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kaltim oleh tim hukum pasangan Isran-Hadi. Langkah hukum ini diambil sebagai respons atas dukungan Rusmadi yang dianggap melanggar disiplin partai.

Roy menegaskan, dalam kancah politik, terutama di ajang Pilkada, loyalitas terhadap partai adalah harga mati.

Baca Juga:  Siap-siap, Megawati Segera Umumkan Cawapres Ganjar, Tunggu Saja Harinya

“Dalam dukungan Pilkada, keputusan partai adalah mutlak, tidak bisa ditawar,” ujarnya dengan nada tegas.

Menurut Roy, loyalitas kader yang sejati akan tampak dari kepatuhan mereka terhadap instruksi partai. Ia pun menyoroti kader-kader yang hanya sekadar memiliki kartu tanda anggota (KTA) tanpa komitmen nyata.

“Kader yang cuma pegang KTA tanpa jiwa partai, akan kelihatan ketika perintah sudah keluar,” sindir Roy tajam.

Bagi Roy, kader yang setengah hati tak akan sungguh-sungguh dalam menjalankan mandat partai. Mengacu pada kasus di Kaltim, Roy menegaskan bahwa instruksi partai sudah jelas. Yakni dukungan sepenuhnya harus diarahkan pada pasangan Isran-Hadi.

“Kalau dia benar kader partai, dia pasti tahu apa yang harus dilaksanakan,” tuturnya.

Baca Juga:  Pemkot Samarinda Gandeng BNN, Prioritaskan Rehabilitasi untuk Kurangi Penyalahguna Narkoba

Lebih jauh, Roy menilai loyalitas bukan sekadar slogan atau pengakuan di bibir, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Menanggapi klaim Rusmadi yang menyebut dirinya masih “berdarah merah”, mengacu pada warna kebesaran PDI Perjuangan, Roy langsung merespons bahwa itu tak lebih dari pencitraan kosong.

“Kalau dia bilang darahnya masih PDI Perjuangan, itu pencitraan. Kader sejati bukan begitu,” ujarnya tanpa basa-basi.

Roy menegaskan bahwa partai tak gentar kehilangan kader yang hanya mendukung saat kepentingan pribadi mereka terpenuhi. Ia kembali menekankan pentingnya loyalitas dan ketaatan pada instruksi partai tanpa kompromi.

“Perintah partai adalah harga mati, tidak bisa ditawar,” pungkas Roy menutup pernyataannya. (Yah/Fch/Klausa)

Baca Juga:  Hadapi IKN, Nursobah Ingin Samarinda Melakukan Terobosan Dalam Pengelolaan Pangan

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co