Klausa.co

Beasiswa Kaltim Tuntas Dipotong, DPRD Desak Pendidikan Jadi Prioritas

Anggota DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin

Anggota DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin. (Foto: Yah/Klausa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Penurunan anggaran untuk program Beasiswa Kaltim Tuntas (BKT) memicu kegelisahan di kalangan anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim). Mereka menganggap pendidikan semestinya berada di garis depan prioritas, meski dihadapkan pada tantangan keterbatasan anggaran.

Anggota DPRD Kaltim, Fuad Fakhruddin, tak menutup keresahannya terhadap keputusan tersebut. Baginya, setiap rupiah untuk pendidikan adalah investasi berharga yang tak semestinya dipotong begitu saja. Fuad mengingatkan bahwa pengurangan anggaran BKT akan berdampak langsung pada kesempatan pendidikan masyarakat, terutama bagi keluarga dengan ekonomi terbatas.

“Pendidikan itu fondasi. Idealnya, anggarannya tidak dikurangi, kecuali ada alasan mendesak yang tak terelakkan,” tegas Fuad saat berbincang dengan media ini.

Baca Juga:  APBD-P 2021 Terancam Batal Disahkan, DPRD Kaltim Cari Solusi ke Kemendagri

Di tengah ketidakpastian penyusunan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD Kaltim, Fuad berjanji akan terus memperjuangkan anggaran yang memadai untuk sektor pendidikan, khususnya beasiswa.

“Ini bukan sekadar soal anggaran, tapi komitmen kita terhadap masa depan Kaltim,” ujarnya dengan mantap.

Anggaran yang dialokasikan melalui APBD murni untuk BKT tahun ini terpangkas hingga Rp200 miliar, atau hanya sekitar 40 persen dari jumlah tahun sebelumnya. Upaya untuk menambal kekurangan itu lewat APBD Perubahan hanya berhasil menambah Rp20 miliar, membuat total anggaran mencapai Rp220 miliar, atau sekitar 46 persen dari tahun lalu. Jumlah yang dirasa belum cukup untuk menjangkau seluruh calon penerima beasiswa.

Fuad menekankan bahwa program seperti BKT adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mengentaskan keterbatasan pendidikan bagi masyarakat.

Baca Juga:  Ananda Moeis Optimistis, AKD DPRD Kaltim Meluncur 11 November

“Ini bukan soal angka, tapi tentang mimpi-mimpi anak muda Kaltim yang terancam kandas karena berkurangnya bantuan,” tukasnya.

Pengurangan anggaran ini diperkirakan akan mengurangi jumlah penerima manfaat hingga sekitar 47 ribu mahasiswa, dengan prioritas utama bagi 20 ribu penerima dari keluarga kurang mampu. Bagi Fuad, kondisi ini memprihatinkan, mengingat pendidikan berkualitas adalah kunci untuk membentuk sumber daya manusia yang unggul di Kaltim.

“Kalau kita ingin Kaltim maju, kita perlu SDM terdidik yang mampu menggerakkan pembangunan,” imbuhnya. (Yah/Fch/ADV/DPRD Kaltim)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co