Samarinda, Klausa.co – Seorang remaja berusia 15 tahun, berinisial IN, terjebak dalam siklus kekerasan seksual yang dilakukan oleh pamannya sendiri. Hal ini menjadi derita yang berlangsung selama empat tahun. Pengungkapan kisah ini bermula dari keberanian IN membagikan penderitaannya kepada teman-temannya.
SF, seorang teman dekat IN, mengungkapkan bahwa tindakan bejat tersebut telah berlangsung sejak 2020. “Ketidakhadiran ayahnya menjadi celah bagi paman untuk melakukan aksinya,” kata SF.
SF menuturkan IN yang telah kehilangan ibunya, tinggal bersama ayah yang acuh terhadap situasi tragis yang dialami putrinya. Meski mengetahui kejadian tersebut, sang ayah memilih untuk mengabaikan daripada melindungi.
Dengan janji uang jajan Rp50 ribu, IN dipaksa untuk menuruti nafsu bejat pamannya. Rumah yang seharusnya menjadi tempat aman, berubah menjadi arena teror bagi IN.
Sementara itu, Rina Zainun dari Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) menyoroti perilaku IN yang sering pulang malam sebagai upaya menghindari paman predator tersebut. Selain itu, dia merasa tidak dipercaya oleh ayahnya sendiri.
“IN mencari keamanan di jalanan malam karena tidak mendapatkannya di rumah sendiri,” ungkap Rina.
Di sekolah pun, IN tidak lepas dari intimidasi dan pengucilan sosial, terutama dari teman-teman laki-lakinya. “Dia sering dibully dan tidak banyak yang mau berteman dengannya,” ujar Rina.
Dengan dukungan teman-temannya, kasus ini akhirnya terbawa ke TRC PPA. “Kami bertekad untuk memberikan perlindungan dan mencari tempat tinggal baru bagi IN, agar tidak satu rumah lagi dengan ayahnya,” tegas Rina. (Yah/Fch/Klausa)