Samarinda, Klausa.co – Stunting, kondisi anak yang mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat kurangnya asupan gizi menjadi masalah kesehatan di Kota Samarinda. Untuk mengatasi hal ini, Kecamatan Sungai Pinang berinisiatif mengusulkan kurikulum pendidikan kesehatan yang akan diterapkan di sekolah-sekolah di Kota Tepian.
Kepala Seksi Kesra Kecamatan Sungai Pinang Hendra Pradana mengatakan, usulan kurikulum pendidikan kesehatan ini terinspirasi dari kesuksesan Kota Balikpapan dalam menerapkan kurikulum lingkungan. Menurutnya, kurikulum lingkungan telah memberikan dampak positif bagi kualitas udara dan kebersihan Kota Balikpapan.
“Kami ingin mencontoh Balikpapan yang berhasil membuat kurikulum lingkungan. Dampaknya sangat baik bagi kondisi kota yang bersih dan sehat. Kami berharap dengan kurikulum pendidikan kesehatan, kami bisa mencegah dan menangani stunting sejak dini,” ujar Hendra kepada Klausa.co, Jumat (19/5/2023).
Hendra menjelaskan, usulan kurikulum pendidikan kesehatan ini berasal dari dr Siti Mardiah dari Puskesmas Remaja. Ia menganggap, kurikulum adalah cara yang efektif untuk menyampaikan informasi tentang kesehatan kepada anak-anak secara lengkap dan mendetail.
“Kurikulum pendidikan kesehatan akan mencakup pembahasan tentang gizi, alat reproduksi, dan unsur kesehatan lainnya. Tentunya, usulan ini akan kami ajukan pada Rembuk Stunting Tingkat Kota Samarinda,” katanya.
Ia menambahkan, penerapan kurikulum pendidikan kesehatan lebih baik daripada hanya sekadar sosialisasi tentang stunting. Sebab, stunting bukan hanya terjadi pada anak-anak usia 0-2 tahun, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sebelumnya, seperti kesehatan remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan fase menyusui.
“Stunting itu intervensinya banyak dan sangat kompleks. Makanya kami ingin anak-anak sejak dini sudah paham tentang pentingnya menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan,” tuturnya.
Selain kurikulum pendidikan kesehatan, Kecamatan Sungai Pinang juga mengusulkan agar anak-anak yang akan masuk ke Taman Kanak-Kanak (TK) wajib memiliki Kartu Menuju Sehat. Kartu ini berisi catatan tentang vaksinasi, penimbangan, dan perkembangan anak.
“Kartu menuju sehat ini akan memudahkan kami untuk memantau tumbuh kembang anak. Kami juga berharap orang tua lebih peduli dengan kesehatan anaknya dan rajin membawanya ke posyandu,” pungkas Hendra. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)