Kukar, Klausa.co – Harapan pembangunan jembatan penghubung di Kecamatan Sebulu terus menguat di tengah masyarakat. Infrastruktur tersebut diyakini dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan mobilitas dan distribusi hasil usaha warga yang selama ini masih sangat bergantung pada transportasi sungai.
Namun hingga pertengahan 2025, belum ada kejelasan kapan proyek jembatan itu akan dimulai. Masyarakat hanya bisa menanti sambil berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret.
“Kalau jembatan ini benar-benar dibangun, dampaknya pasti sangat besar. Mobilitas warga jadi lebih mudah, distribusi hasil tani dan ikan lebih efisien, dan tentu saja ekonomi lokal bisa tumbuh lebih cepat,” ujar Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Sebulu, Nurul Yakin.
Menurut Nurul, selama ini masyarakat di Sebulu masih mengandalkan perahu atau kapal kecil untuk menghubungkan wilayah mereka dengan kecamatan maupun kabupaten lain. Ketergantungan pada jalur air ini menyimpan banyak risiko, terutama saat cuaca buruk dan air sungai surut atau meluap.
“Distribusi sering terhambat. Kadang hasil panen harus ditunda pengirimannya karena sungai tak bisa dilayari dengan aman. Ini tentu merugikan petani dan nelayan,” tambahnya.
Warga yang menggantungkan hidup dari pertanian dan perikanan menjadi kelompok paling terdampak. Terbatasnya akses jalan darat membuat mereka kesulitan menjangkau pasar yang lebih besar dan kompetitif.
“Kalau akses lancar, pasar makin luas. Itu otomatis akan berdampak pada penghasilan mereka,” ucap Nurul.
Ia berharap ada percepatan dalam proses perencanaan dan kajian teknis pembangunan jembatan tersebut. Menurutnya, antusiasme warga harus dibarengi dengan langkah serius dari pemerintah agar manfaatnya segera terasa nyata di lapangan.
“Masyarakat sudah sangat menunggu. Kita butuh tindakan, bukan sekadar wacana,” pungkasnya. (Yah/Fch/ADV/Pemkab Kukar)