Samarinda, Klausa.co – Tujuh hari sudah Unit Siaga SAR Samarinda mengerahkan tim untuk mencari Toriq (8), bocah yang diduga hilang terseret arus banjir pada Senin (6/3/2023) lalu. Akibat tak kunjung ditemukan, tim Unit Siaga SAR memutuskan menghentikan pencarian.
Pasalnya, berbagai metode telah dilakukan sejak Toriq dilaporkan menghilang. Unit Siaga SAR telah bergerak mencari keberadaan korban dengan menyisir drainase sepanjang Jalan Pasundan, Samarinda hingga ke Sungai Mahakam. Namun Toriq tak kunjung ditemukan. Tim akhirnya menghentikan pencarian pada hari ke tujuh, tepatnya pada Minggu (12/3/2023).
Pada operasi pencarian hari ke tujuh itu, tim SAR melakukan pencarian sejak pukul 07.00 Wita hingga 17.00 Wita . Dengan membagi dua tim, Unit Siaga SAR Samarinda menyisir Sungai Mahakam hingga radius 18 kilometer.
Selain itu, pada pencarian hari ke tujuh, tim juga dibantu oleh relawan melakukan pencarian di dalam drainase atau parit yang berada di Jalan Pasundan. Namun hingga sore hari petugas tak juga menemukan bocah 8 tahun itu.
“Kami sudah melakukan pencarian hingga hari ke tujuh ini dan hasil masih nihil. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda korban,” ucap Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi saat dikonfirmasi awak media, pada Senin (13/3/2023).
Riqi menyebutkan, berhentinya pencarian telah melalui pertimbangan teknis dan hasil evaluasi.
“Sebab itu operasi SAR Samarinda menghentikan pencarian. Seluruh tim sudah kembali ke satuannya masing-masing,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Unit Siaga SAR Samarinda dibantu BPBD, KSOP, Polairud, LBN dan relawan Kota Samarinda juga melakukan penyisiran di Sungai Mahakam dengan perahu karet dengan radius sejauh 500 meter dari titik drainase saluran air yang keluar ke Sungai Mahakam.
Diwartakan sebelumnya, Menurut warga yang melihat, Thoriq sudah main hujan sambil bermain bola pada pukul 14.30 WITA bersama rekannya sambil sesekali menceburkan diri ke genangan air.
Sekitar pukul 15.00 wita, warga tak lagi melihat Thoriq hingga seluruh anak-anak sudah meninggalkan lokasi tersebut.
Bocah kelas 3 SD itu diduga berjalan-jalan di pinggiran parit di kawasan tersebut. Dia diduga terpeleset akibat derasnya arus banjir.
Menurut warga sekitar hujan saat itu sangat deras, jalan yang memiliki lebar 3 meter, drainase di sisi kiri dan kanan dengan lebar 1 meter, dan dalam 2 meter sudah dipenuhi dengan genangan air dalam waktu 30 menit.
Hingga akhirnya, ibu korban mendapat kabar dari salah satu temannya, bahwa Thoriq terpeleset dan jatuh ke parit.
(Mar/Fch/Klausa)