Samarinda, Klausa.co – Di Indonesia permasalahan stunting alias kurang gizi kronis masih menjadi isu yang sangat penting. Tak terkecuali di Ibu Kota Kalimantan Timur, Samarinda. Stunting diketahui menyebabkan anak mengalami gagal pertumbuhan akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Dalam hal itu, Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Sri Puji Astuti saat dikonfirmasi Jumat, (7/10/ 2022) menginginkan adanya sosialisasi secara menyeluruh terkait stunting di tingkat RT hingga Kecamatan di Kota Tepian. Hal tersebut juga diharap dapat mendorong kesadaran masyarakat agar bisa rutin melakukan pemeriksaan terhadap balita di Posyandu agar data tumbuh kembang anak dapat diketahui.
“Menurunkan angka stunting di Kota Samarinda perlu kerjasama dari RT, Lurah, hingga Camat. Mereka harus dapat mendorong dan melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan di Posyandu,” ucap Sri Puji Astuti.
Dari data Dinas Kesehatan Samarinda, Sri Puji Astuti membeberkan, terdapat sekitar 84,6 persen masyarakat yang belum membawa balitanya untuk melakukan pengukuran tinggi dan berat badan di Posyandu.
“Angka stunting masih belum menemui angka yang nyata karena masih banyak balita yang tidak melakukan pengukuran berat dan tinggi badan di Posyandu,” ujar Sri Puji Astuti.
Sri Puji Astuti juga mengharapkan angka stunting Kota Samarinda dapat turun di angka 14 persen sesuai target Nasional. Sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. “Walau pun WHO bilang angka stunting mesti di bawah 20 persen tapi diharapkan angkanya di bawah 14 persen atau 12 persen,” ungkap Sri Puji Astuti.
Selain itu, Sri Puji Astuti juga meminta agar seluruh stakeholder di Samarinda dapat memberikan dukungan serta kontribusi dalam percepatan penurunan angka stunting.
(Sww/ADV/DPRD Samarinda)
IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
