Samarinda, Klausa.co – Inovasi pengentasan stunting yang dikeluarkan pemerintah melalui aplikasi bernama Elektronik Siap Nikah & Siap Hamil (ELSIMIL) tidak hanya digunakan untuk calon pengantin perempuan. Aplikasi ini juga mesti digunakan bagi calon pengantin laki-laki.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Samarinda I Gusti Ayu Sulistiani menjelaskan, tujuan tiga bulan pemantauan calon pengantin melalui ELSIMIL.
“Kenapa tiga bulan, karena kalau terjadi atau terlihat adanya faktor penyebab stunting, maka mudah diberi masukan. Terutama bagi calon pengantin perempuan. Pasalnya perempuan yang hamil, terangnya.
Meski begitu, dia mengungkapkan, calon mempelai laki-laki juga tidak diabaikan. Pasalnya kualitas sperma juga sangat mempengaruhi.
Selama tiga bulan tersebut akan ada tim yang melakukan pendampingan, pemantauan, dan pemeriksaan lebih lanjut. Apabila ditemukan gejala-gejala yang mempengaruhi kesehatan para calon pengantin sebelum menikah, akan diberikan beberapa saran.
“Makanya yang mengunduh ELSIMIL harus kedua calon pengantin, baik perempuan maupun laki-lakinya. Jadi kalau ditemukan gejala-gejala yang mengarah pada kesehatan, masih bisa diintervensi,” tegasnya.
Ditemui terpisah, Fachrizal Muliawan pengantin yang pernah menggunakan aplikasi ELSIMIL mengatakan, program pencegahan pemerintah sebagai syarat menikah ini sangat bagus.
“Kemarin saat ingin menikah, kami menjadi percontohan untuk menggunakan aplikasi ini. Saya rasa aplikasi ini bagus, soalnya kami sebagai calon pengantin bisa mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan masing-masing,” beber Fachri sapaan akrabnya kepada Klausa.co.
Pria berusia 32 tahun itu mengunduh ELSIMIL dua bulan sebelum akad nikah dilangsungkan. Dia menuturkan, ada tim pendamping khusus yang melakukan pemeriksaan secara berkala setiap 2 pekan sekali. Mulai dari bulan Oktober hingga diterbitkannya sertifikat ELSIMIL.
“Pokoknya setelah medical check-up dan vaksin catin perempuan. Kami diminta mengunduh ELSIMIL dan menggunakannya sampai jelang satu bulan sertifikat terbit. Saat itu, kami melakukan pengukuran tinggi dan berat badan, dan pemeriksaan kesehatan lainnya, bebernya.
Selain itu, kedua calon mempelai juga ditanya soal kegiatan sehari-hari, serta gaya hidup. Misal, perokok atau bukan.
Disinggung terkait apa saja yang menjadi catatan dari tim pendamping khusus saat itu, ia membenarkan, ada beberapa catatan yang ditujukan kepada istrinya. Di antaranya, berat badan, lingkar pinggang yang kecil, serta kadar hemoglobin (HB) yang cukup rendah.
“Sementara saya disarankan rutin berolahraga dan istirahat yang cukup, serta mengurangi merokok. Nah kalau istri ada programnya, diminta meningkatkan asupan susu dan makanan tambahan lainnya, supaya HB tidak rendah. Disarankan makan hati dan makanan tinggi protein. Akhirnya, saat pengecekan kesehatan terakhir, baik berat, lingkar pinggang, dan kadar HB dalam darah sudah sesuai,” kenangnya.
Pada kesempatan itu, ia meminta pemerintah agar melakukan pengecekan berkala terhadap infomasi gizi yang ada didalam aplikasi ELSIMIL. Mengingat, faktor penyebab stunting bisa dicegah dari hulu dengan peningkatan gizi bagi calon ibu.
“Saya rasa perlu dilakukan, supaya calon pengantin mengetahui informasi gizi terupdate. Tapi ingat, ini bukan hanya untuk calon ibu, melainkan untuk calon ayah juga mesti berbenah soal pemenuhan gizi bagi keluarga. Apalagi saya sebagai suami juga diberi tahu do and don’t untuk program kehamilan,” tegasnya. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)