Klausa.co

Sidak di Tiga Lokasi, Rusmadi Sebut Pedagang Ngeluh Modal Daging sama Seperti Harga Jual

Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso saat melakukan sidak menjelang Hari Raya Idul Adha

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Lima hari menjelang Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, Pemerintah Kota Samarinda melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga dan ketersediaan bahan pokok penting (bapokting) pada Selasa (5/7/2022).

Adapun empat lokasi yang dikunjungi Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso di antaranya Pasar Pagi Jalan Gajah Mada, Pasar Rahmat Jalan Lambung Mangkurat, Pasar Merdeka Jalan Merdeka dan SPBU 64.751.14 Jalan Urip Sumoharjo.

Tujuan sidak ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga sembako dan memastikan Harga Eceran Tertinggi (HET)  agar tidak terlalu melonjak drastis.

“Kita lakukan sidak ini seperti yang dikhawatirkan masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha,” ucapnya di SPBU 64.751.14 Jalan Urip Sumoharjo, Selasa (5/7/2022).

Monitoring pun hanya berfokus pada empat Bapokting seperti Cabai, Bawang Merah dan Putih, Daging dan Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi (Solar dan Pertalite).

Baca Juga:  Berhasil Akselerasi Digitalisasi Transaksi, Samarinda Raih TP2DD Terbaik III

Hasil yang ditemukan pemerintah dari tiga pasar itu, komoditas cabai masih terbilang sangat tinggi kisaran Rp95 ribu hingga Rp 102 ribu per kilogram. Bawang merah pun demikian, terjadi kenaikan Rp40 ribu hingga Rp48 ribu per kilogramnya.

“Kemudian untuk bawang putih masih aman, tapi sayangnya ini dibantu dengan import. Artinya dari ketiga pasar ini tidak ada perbedaan yang signifikan,” jelasnya.

Sedangkan untuk daging lanjut Rusmadi, masih menjadi persoalan. Pasalnya, harga daging ini terbilang masih tinggi karena modalnya sekitar Rp150 ribu. Akibatnya, pedagang mengeluh karena susah ketika menjualnya.

“Masyarakat sendiri tidak mau beli kalau harganya Rp150 ribu ke atas, jadi kalaupun pedagang tetap menjual dengan harga beli. Untung pedagang cuman ada ditulangan,” paparnya.

Baca Juga:  Tim Hukum Isran-Hadi Seret Plt Wali Kota Samarinda ke Bawaslu, Diduga Langgar Aturan Kampanye

“Artinya, dari tiga pantauan ini. Rata-rata pedagang tidak mengambil untung dari daging tapi dari hal lain. Untungnya itu dibantu dengan daging beku Rp110ribu hingga Rp120 ribu,” sambungnya.

Kemudian peninjauan di SPBU 64.751.14 Jalan Urip Sumoharjo, Pemerintah Kota Samarinda ingin memastikan ukuran literan BBM yang akan diberikan ke konsumen sesuai dengan ketetapan. Jangan sampai mereka menerima ukuran berbeda.

Pun demikian, permasalahan di SPBU hanya masalah antrian truk solar yang tak kunjung usai. Meskipun sudah menggunakan Fuel Card sebagai kartu member truk dalam menekan panjangnya antrian, tapi ternyata masih ditemukan antrian yang sangat panjang.

“Ini masalah kecil, remeh temeh, tapi persoalannya jadi besar kalau misalnya antrian ini mengganggu lalu lintas. Karena banyak kasus kecelakaan disebabkan karena antrian,” ujarnya.

Baca Juga:  Prabowo Akan Datang ke Kaltim, Andi Harun: Gerindra Siap All Out

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda Marnabas menamahkan bahwa kenaikan beberapa komoditas dikarenakan sejumlah persoalan.

Misalnya cabai, kenaikan ini dikarenakan faktor cuaca. Pasalnya, komoditas cabai di Kota Samarinda merupakan hasil impor dari Kepulauan Jawa. Hal ini juga berlaku pada bawang merah.

“Ini juga faktor psikologi pasar. Biasanya kalau mau lebaran haji itu pasti naik. Jadi kita mau kerja sama dengan daerah Tabalong. Mereka kan produksi itu, semoga bisa terealisasi,” bebernya.

(APR/Klausa) 

 

IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co