Kukar, Klausa.co – Safari Ramadan 2025 di Kecamatan Tenggarong bukan sekadar tradisi seremonial tahunan. Tahun ini, kegiatan tersebut menjelma menjadi ruang dialog langsung antara pemerintah dan masyarakat, sekaligus menjadi jalur distribusi informasi mengenai berbagai program prioritas Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar).
Camat Tenggarong, Sukono, menyampaikan bahwa safari Ramadan tahun ini dirancang menyentuh seluruh wilayah administratif di kecamatannya. Total ada 15 titik kegiatan yang tersebar di 12 kelurahan dan dua desa. Setiap titik menjadi panggung kecil bagi pemerintah menyapa warganya, menyampaikan kebijakan, dan mendengar langsung suara masyarakat.
“Kami mulai dari Masjid Al Muhajirin, RT 17 Kelurahan Bukit Biru,” ucap Sukono pada Minggu (4/3/2025), saat mengawali rangkaian safari.
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan unsur pemerintahan kecamatan, tetapi juga menggandeng Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan. Dalam suasana spiritual Ramadan, Sukono menyebut safari sebagai bagian dari upaya memperkuat ukhuwah islamiyah dan menumbuhkan semangat keimanan di tengah masyarakat.
Namun, esensi utama dari safari Ramadan tahun ini adalah kehadiran aktif pemerintah dalam mendistribusikan informasi langsung ke masyarakat. Dalam setiap kunjungan, Sukono menyisipkan sosialisasi program-program andalan Pemkab Kukar.
Salah satu yang disampaikan adalah Gerakan Etam Mengaji (GEMA)—program religius yang mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) untuk membaca Alquran setiap pagi selama Ramadan. Selain itu, ada juga Kredit Kukar Idaman (KKI), yakni program permodalan usaha dengan bunga nol persen yang menyasar pelaku UMKM di Kukar.
“Ini kesempatan yang baik untuk menyampaikan langsung program Pemkab Kukar. Tidak semua warga bisa hadir ke kantor kecamatan, maka kami yang datang,” ujar Sukono.
Dengan safari Ramadan, Pemerintah Kecamatan Tenggarong tak hanya mengisi waktu berbuka dan tarawih dengan kehadiran fisik, tapi juga memastikan arah pembangunan daerah dapat dipahami, dirasakan, dan dikritisi oleh masyarakat secara langsung.
“Kami ingin hadir tidak hanya sebagai penyampai informasi, tapi juga sebagai pendengar,” tandasnya. (Yah/Fch/ADV/Pemkab Kukar)