Balikpapan, Klausa.co – Merger dua perusahaan telco Indosat Ooredoo dan Tri Hutchison menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) pada 4 Januari 2022 lalu, memberi pertumbuhan positif pascamerger. Apabila biasanya, tren pascamerger perusahaan bakal terjadi masa penyesuaian satu sampai dua tahun, tak demikian dengan IOH.
Justru IOH mencatat pertumbuhan positif. IOH melaporkan kinerja keuangannya untuk kuartal keempat dan satu tahun penuh yang berakhir pada 31 Desember 2022. IOH terus mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi dan ekonomi digital Indonesia dengan performa yang solid di satu tahun pascamerger sepanjang tahun 2022.
Director & Chief Strategy & Execution Officer IOH Armand Hermawan dalam Media Update IOH di Hotel Grand Jatra Balikpapan pada Kamis (16/2/2023) menuturkan, biasanya satu sampai dua tahun setelah merger perusahaan akan ada penurunan pendapatan. Justru pertumbuhan positif pada tahun pertama.
“Ini akan berlanjut di 2023,” ujar Armand.
Dia menuturkan, guna melanjutkan tren positif, pada 2023 IOH mengalokasikan belanja modal senilai Rp 13 triliun. Angka ini naik Rp 1 triliun dari tahun 2022 yakni Rp 12 triliun. Modal tersebut rencananya bakal dipakai untuk membangun serta memperluas jaringan di pelosok negeri.
Dengan berbagai pencapaian tadi, IOH kini melesat menjadi operator seluler terbesar kedua di Indonesia. Sebagai informasi, layanan IOH kini telah didukung 137 ribu site 4G/LTE, alias naik signifikan dari 2022 yang hanya 65 ribu site.
Masih dalam Media Update IOH, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha menyampaikan sepanjang 2022, IOH terus mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi dan ekonomi digital Indonesia.
Diketahui, tercatat pertumbuhan total pendapatan IOH naik sebesar 48,9 persen YoY atau Rp31.388,3 miliar menjadi Rp46.752,3 miliar. Selain itu, EBITDA perusahaan IOH tercatat sebesar Rp19.468,7 miliar atau naik sekitar 40,2 persen. Dengan margin EBITDA tercatat sebesar 41,6 persen pada 2022.
Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp4.723,4 miliar.
Vikram juga mengungkapkan, pelanggan seluler IOH meningkat 62,5 persen menjadi 102,2 juta. Sementara itu, pertumbuhan lalu lintas data sebesar 91,8 persen pada 2022. Hal ini berkontribusi pada kenaikan pendapatan data sebesar 61,3 persen dibanding tahun sebelumnya.
Vikram berkomitmen, IOH akan terus menghadirkan pengalaman yang mengesankan kepada seluruh pelanggan setia mereka. Mulai meningkatkan produktivitas masyarakat, dan berkontribusi pada pertumbuhan industri telekomunikasi juga ekonomi digital Indonesia di masa depan. Apalagi, seperti disebutkan sebelumnya, kini IOH telah dilengkapi 137 ribu site 4G/LTE.
“Sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi. Integrasi jaringan Perusahaan sesuai target, bahkan di seluruh wilayah Jabodetabek telah selesai lebih cepat sehingga dapat memberikan pengalaman digital yang lebih baik bagi pelanggan,” tambahnya.
Selain itu, IOH juga masih memperluas jangkauan jaringan dan pelayanan yang lebih baik, termasuk jaringan 5G. Sebagai informasi, hingga awal tahun ini, jaringan 5G IOH telah menjangkau delapan kota yakni Jakarta, Karawang, Bandar Lampung, Surakarta, Surabaya, Balikpapan, Makassar, dan Bali.
Pelanggan IOH di Regional Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua (Kalisumapa) tercatat mengalami peningkatan 56 persen per akhir Desember 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. BTS 4G di Regional Kalisumapa juga meningkat 88 persen pada akhir Desember 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Baginya, hal ini berpengaruh pada peningkatan pengguna layanan 4G IOH di Regional Kalisumapa sebesar 52 persen dengan lalu lintas data yang meningkat 62 persen di periode yang sama.
“Kami optimis bahwa IOH dapat menyediakan akses teknologi, komunikasi, dan informasi terbaik bagi masyarakat Indonesia. Dipandu oleh tujuan yang lebih besar, kami akan terus menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia dengan mempercepat transformasi digital Indonesia,” pungkasnya. (Fch/Klausa)