Samarinda, Klausa.co – Menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang dijadwalkan berlangsung pada 24 Mei 2025, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ananda Emira Moeis, menyampaikan pesan, jangan golput, karena satu suara akan menentukan arah pembangunan daerah selama lima tahun ke depan.
“Suara itu mahal. Jangan disia-siakan, karena dampaknya sangat besar,” kata Ananda saat ditemui di Samarinda, Selasa (13/5/2025).
Ananda tak sekadar berbicara soal partisipasi formal. Ia menggarisbawahi pentingnya kesadaran politik masyarakat, terutama dalam memilih pemimpin yang punya integritas dan pemahaman mendalam atas tantangan khas Mahulu. Daerah perbatasan yang selama ini bergulat dengan ketimpangan infrastruktur dan keterbatasan pelayanan dasar.
“Mahulu bukan daerah biasa. Ini perbatasan. Maka jangan pilih yang hanya datang saat momen tertentu, tapi carilah yang betul-betul punya rekam jejak dan kepedulian nyata,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Sebagai wilayah strategis yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Mahulu berada di persimpangan antara janji pembangunan dan kenyataan lapangan yang penuh tantangan. Dalam konteks itulah, Ananda menilai kepemimpinan di Mahulu harus berani mengambil sikap, berpihak pada kebutuhan masyarakat kecil, serta mendorong pemerintah pusat memberi perhatian lebih.
Di sisi lain, Ketua Bawaslu Mahulu, Saaludin, menyoroti aspek krusial lain dalam PSU: integritas proses pemilu itu sendiri. Ia mengingatkan seluruh peserta dan tim kampanye agar menghindari politik uang, kampanye hitam, dan pelanggaran etika pemilu lainnya.
“Kami ingin PSU ini jadi momen perbaikan demokrasi, bukan pengulangan kesalahan. Dengan pengawasan maksimal, kami berharap PSU di Mahulu ini menjadi yang pertama dan terakhir,” tegasnya. (Din/Fch/ADV/DPRD Kaltim)