Samarinda, Klausa.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh siswa. Kali ini, fokusnya adalah pada penyediaan buku pelajaran gratis. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda, Asli Nuryadin, dengan tegas menyatakan bahwa sekolah dilarang keras membebankan biaya tambahan untuk pembelian buku pelajaran.
“Dana BOS sudah mencukupi untuk membeli buku wajib. Jadi, jangan ada lagi cerita siswa harus mengeluarkan uang tambahan untuk membeli buku,” tegas Asli, Kamis (25/7/2024).
Asli mengakui bahwa ada buku-buku tambahan yang bisa dibeli oleh orang tua jika memang diperlukan. Namun, ia menekankan bahwa pembelian buku tambahan ini bersifat sukarela dan tidak boleh dipaksakan oleh sekolah.
“Orang tua punya hak untuk memilih, tapi sekolah jangan sampai memanfaatkan situasi ini untuk mencari keuntungan,” tegasnya.
Praktik jual beli buku di sekolah sama saja dengan pungutan liar. Untuk itu, Asli meminta masyarakat untuk proaktif melaporkan jika menemukan sekolah yang masih melakukan pelanggaran.
“Jangan ragu untuk melaporkan. Kami akan tindak tegas sekolah yang nakal!” tegasnya.
Disdikbud Samarinda telah melakukan berbagai upaya untuk mensosialisasikan larangan ini kepada seluruh sekolah. Namun, Asli mengakui masih ada beberapa sekolah yang belum sepenuhnya patuh.
“Pengawasan akan terus kami perketat. Sekolah yang melanggar siap-siap kena sanksi!” tegasnya.
Agar beban orang tua semakin ringan, Asli menyarankan agar mereka memanfaatkan perpustakaan dan berbagi buku dengan teman.
“Tidak perlu buru-buru beli buku yang mahal. Yang penting anak dapat buku yang dibutuhkan untuk belajar,” pungkasnya. (Yah/Fch/Klausa)
