Kukar, Klausa.co – Ramadan tak hanya membawa nuansa spiritual, tapi juga menjadi momentum penggerak ekonomi lokal. Di Tenggarong, gelaran Lorong Pasar Ramadan yang berlangsung di sepanjang Jalan Monumen dan kawasan Masjid Agung Sultan Sulaiman kembali menyita perhatian publik. Kegiatan tahunan ini memasuki tahun ketiganya dan sukses menciptakan denyut ekonomi yang menggembirakan.
Diperkirakan perputaran uang selama kegiatan ini mencapai Rp40 miliar. Capaian itu tak lepas dari sinergi antara pemerintah kecamatan, forum pedagang, dan komunitas remaja masjid. Mereka tak hanya menyiapkan ruang bagi ratusan pelaku UMKM, tapi juga memastikan ketertiban dan kelancaran operasional pasar musiman ini.
“Alhamdulillah, kalau kita melihat di lapangan tadi, semua jajanan yang dijajakan oleh pedagang mendekati 90 persen habis,” ujar Camat Tenggarong, Sukono, saat meninjau lokasi.
Setidaknya ada lebih dari 100 tenant yang ikut meramaikan. Mereka tersebar di tiga zona utama: kawasan Jalan Monumen Barat dan Jalan Dewantara yang diisi 63 pedagang, Jalan Monumen Timur dengan sekitar 20 tenda dari pedagang S Parman, serta Jalan Panjaitan yang melibatkan kurang lebih 20 UMKM dari Loa Ipuh.
Pemerintah kecamatan, kata Sukono, lebih menitikberatkan pada penataan lokasi. Soal teknis penyediaan tenda diserahkan ke masing-masing kelompok pedagang.
“Apakah itu gratis atau bayar, kami serahkan sepenuhnya ke forum pedagang. Kami hanya fasilitasi lokasi agar adil dan tertib,” jelasnya.
Tahun lalu, estimasi perputaran uang di Lorong Pasar Ramadan berkisar Rp20-30 miliar. Namun melihat antusiasme tahun ini, pihak kecamatan optimistis angka tersebut bisa melonjak.
“Target kami Rp35-40 miliar,” tambah Sukono.
Tak hanya menyuguhkan ragam kuliner khas berbuka puasa, Lorong Pasar Ramadan juga menjadi etalase produk lokal Kukar. Mulai dari kerajinan manik, kain tenun, hingga busana muslim, semua ditampilkan dengan semangat kebersamaan komunitas.
Sebagai informasi, perhelatan ini digelar atas kolaborasi Kecamatan Tenggarong sebagai penggerak, Forum Pedagang sebagai pengelola teknis, dan IRMA Masjid Agung Sultan Sulaiman sebagai mitra sosial. (Yah/Fch/ADV/Pemkab Kukar)
