Klausa.co

Ketika Anak Stunting karena Orang Tua Sibuk

Ilustrasi (foto: google)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Di Puskesmas Sempaja Kota Samarinda, Irama Fitamina sering melihat anak-anak yang kurus dan pendek. Mereka adalah korban stunting, kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat karena kekurangan gizi. Salah satu penyebabnya adalah orang tua yang sibuk bekerja dan tidak memperhatikan asupan makanan anak-anaknya.

Irama, yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas Sempaja, mengatakan bahwa banyak orang tua yang tidak peduli dengan kesehatan dan perkembangan anak mereka. Mereka mengabaikan pentingnya memberikan makanan bergizi sejak bayi hingga usia dua tahun. Padahal, masa itu adalah masa emas bagi tumbuh kembang anak.

“Orang tua seperti ini termasuk pola asuh yang buruk atau jelek. Mungkin karena ibunya bekerja, jadi kurang terperhatikan,” kata Irama saat menghadiri rapat persiapan rembuk stunting tingkat kecamatan se-Kota Samarinda.

Baca Juga:  SMPN 24 Samarinda Rawan Bencana, DPRD Minta Pemkot Serius Tangani

Irama mencontohkan, ada orang tua yang cuek ketika anaknya tidak mau makan. Mereka tidak mencari tahu apa penyebabnya atau mencoba memberikan makanan lain yang disukai anak. Padahal, orang tua harus bisa membina dan membiasakan anak untuk mengonsumsi makanan padat sejak usia enam bulan.

“Bunda bisa mulai memperkenalkan makanan bayi kepada si kecil di usia tersebut, tujuannya agar bayi terbiasa mengonsumsi makanan padat. Namun, lakukan secara bertahap dan pilih makanan bayi sesuai usia si kecil,” jelas Irama.

Menurut Irama, stunting bukan hanya masalah kesehatan fisik, tetapi juga mental dan sosial. Anak-anak yang stunting akan mengalami kesulitan belajar, berprestasi, dan bersosialisasi. Mereka juga rentan terkena penyakit kronis di kemudian hari.

Baca Juga:  Andi Harun Jadi Pemateri, Pengendalian Banjir dan Sampah Jadi Materi Kuliah Perdana 1.700 Mahasiswa Baru UINSI Samarinda

Untuk mengatasi stunting, Irama mengatakan bahwa perlu dicari akar permasalahannya terlebih dahulu. Apakah itu karena sanitasi yang buruk, polusi udara, penyakit bawaan, atau faktor lainnya. Setelah itu, barulah bisa dilakukan intervensi yang tepat.

“Jadi artinya, kita cari dulu permasalahannya dimana. Baru kita bisa menangani stunting dengan benar,” tegas Irama. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co