Samarinda, Klausa.co – Petani merupakan salah satu profesi yang menjanjikan, namun kerap dipandang sebelah mata. Padahal, profesi ini cukup menggiurkan dari kaca mata ekonomi, apabila masyarakat mau menggelutinya dengan baik dan serius.
Berpendapat serupa, Anggota DPRD Samarinda Abdul Rofik mengatakan, profesi petani sering kali dicap sebagai orang-orang di dalamnya dianggap tak berpendidikan, jelek, kotor dan miskin.
“Padahal, kalau ingin jadi pengusaha sukses, maka jadilah petani. Hanya saja persoalan yang terjadi di masyarakat, profesi petani sering kali dianggap tidak berpendidikan, jelek, kotor dan miskin,” ungkapnya.
Padahal jika banyak orang yang mengetahui betapa berpotensinya profesi, ini lanjut Abdul Rofik, mereka tidak akan menyepelekan para petani. “Jika benar-benar mau menjadi petani profesional, maka dengan sendirinya akan tahu jika orang kaya raya itu ada di sektor pertanian,” jelasnya.
Ia memberikan contoh, beberapa negara yang terkenal dengan keberhasilannya saat menggeluti dunia pertanian. Di antaranya, seperti Negara Jepang, Jerman dan New Zealand.
“Padahal mereka itu para master dan doktor. Lalu mengapa mereka mau bertani, itu karena mereka tahu bertani adalah berbisnis. Bertani itu ibaratkan seorang manajer. Coba lihat, dia bisa mengendalikan harga,” terangnya.
Petani itu bisa mengendalikan harga. Sebab, mereka merupakan orang-orang yang akan tahu kapan mulai datangnya musim hujan maupun musim lainnya. Ketika mereka tahu akan hal itu, maka mereka bisa menanam dan memanen kapan saja.
“Mereka tahu kapan harus menanam, kapan harus panen. Ketika mereka mengendalikan itu, maka mereka lah yang akan menguasai bisnis sesungguhnya. Kan, inflasi ataupun resesi itu terjadi karena ketersediaan pangan,” paparnya.
Akan tetapi, persoalan sesungguhnya yang terjadi adalah para petani ini bukan pelaku bisnis tersebut. Melainkan, ada para oknum tengkulak bermain di belakang bisnis ini. Mereka lah yang mengendalikan harga.
“Kalau saja para petani ini benar-benar dibina kemudian dipahamkan bahwasanya mereka memiliki prospek yang tinggi dan pasar yang jelas, saya rasa tidak masalah,” katanya. (Apr/Fch/Adv/DPRD Samarinda)