Samarinda, Klausa.co – Kurang dari dua tahun lagi atau lebih tepatnya pada pertengahan 2024, Indonesia akan menggelar kenduri demokrasi, termasuk pemilihan presiden (pilpres), pemilihan kepala daerah (pilkada), dan pemiliham legislatif (pileg). Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IV DPRD Samarinda Suriani meminta para politikus mengutamakan etika berpolitik.
Suriani menyebut, politik tanpa etika dapat menimbulkan sesuatu yang buruk. Seperti pertikaian antara kelompok pendukung yang dinilai bisa merugikan dan mengganggu ketertiban masyarakat. Dinilainya, hadirnya sosialisasi etika politik bisa memberikan kesadaran bagi para figur politik.
“Kejadian seperti ini tentunya tidak sehat dalam demokrasi,” ujar Suriani saat dikonfirmasi Kamis (20/10/2022).
Dirinya juga mengingatkan seputar etika politik di ruang digital. Cara etis di media digital dan juga cara mencegah penyebaran hoax di media sosial. Terlebih, menjelang pemilu kerap beredar informasi yang belum tentu kebenarannya alias hoax.
“Kita setuju bahwa etika politik menjadi hal penting, namun yang terjadi di lapangan saat ini masih ada saja politikus yang lupa dengan hal tersebut,” ucap politikus Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Selain itu, Suriani juga berharap agar para politikus bisa mengedepankan etika politik menuju Pemilu 2024. Serta mampu memberikan pemahaman serta edukasi terkait etika berpolitik kepada anak bangsa agar tidak menghasilkan generasi yang buruk.
(Sww/ADV/DPRD Samarinda)
IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS