Samarinda, Klausa.co – Musyawarah Kerja Provinsi Ikatan Pencak Silat Indonesia Kalimantan Timur (Muskerprov IPSI Kaltim) 2025 diminta tidak hanya menjadi forum seremonial tahunan. Diharapkah agenda tersebut dimanfaatkan sebagai wadah strategis dalam memperkuat pembinaan atlet, khususnya dalam menyongsong Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di Nusa Tenggara Barat.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Agus Hari Kesuma, menegaskan pentingnya Muskerprov IPSI sebagai forum evaluasi dan perencanaan berbasis hasil. Ia bahkan meminta agar dibentuk jadwal khusus untuk pembinaan atlet peraih emas pada PON 2024 lalu.
“Forum ini harus melahirkan rekomendasi konkret. Saya minta disusun perjalanan pembinaan atlet-atlet emas kita dari PON kemarin. Gubernur sangat menaruh harapan kepada kami, termasuk KONI dan IPSI,” kata Agus saat membuka Muskerprov IPSI Kaltim di Aula KONI Kaltim, Sabtu (31/5/2025).
Agus turut mengapresiasi pencapaian cabang olahraga pencak silat yang menyumbang 10 persen dari total perolehan emas Kaltim pada PON Aceh-Sumut 2024.
“Kalau kita bicara persentase, pencak silat memang baru menyumbang 10 persen. Tapi itu sudah bagus. Ke depan kita harus lebih baik lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua IPSI Kaltim, Muslimin, mendorong semua peserta Muskerprov untuk berperan aktif menyumbang gagasan dalam penguatan organisasi dan peningkatan mutu pembinaan.
“Kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua masukan sangat dibutuhkan. IPSI telah menunjukkan prestasi baik, dan itu perlu ditopang dengan program pembinaan yang konsisten dan terstruktur,” tegasnya.
Dukungan juga datang dari Ketua KONI Kaltim, Rusdiansyah Aras. Ia menyebut dua medali emas yang diraih IPSI pada PON 2024 merupakan bukti kontribusi nyata pencak silat di level nasional.
“Dari 29 medali emas yang kita raih, dua di antaranya berasal dari pencak silat. Dari 47 cabang olahraga yang ikut PON, hanya 18 yang mampu menyumbang emas. Artinya, caor pencak silat punya daya saing dan harus diperkuat,” katanya.
Rusdiansyah menyarankan agar IPSI mulai menggelar uji tanding internal dan kompetisi rutin untuk mengukur progres atlet, termasuk melawan atlet binaan akademi Dispora.
“Buat saja turnamen internal seperti Piala Dispora. Dari situ kita bisa petakan perkembangan atlet, sekaligus meningkatkan daya saing mereka,” tandasnya. (Wan/Fch/ADV/Dispora Kaltim)