Klausa.co

Giri Agung, Desa Mandiri yang Panen Beras 900 Ton per Tahun

Ilustrasi (Foto: Google)

Bagikan

Tenggarong, Klausa.co – Desa Giri Agung di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi contoh desa mandiri yang mampu memenuhi kebutuhan berasnya sendiri. Bahkan, desa ini juga mampu menyuplai beras ke wilayah lain dan perusahaan-perusahaan beras di sekitarnya.

Desa Giri Agung memiliki luas lahan sawah seluas 1.200 hektare yang dikelola oleh sekitar 90 persen dari total 2.357 penduduk desa. Selain bercocok tanam padi, warga desa juga menanam kelapa sawit, karet, dan kelapa. Mereka juga mengembangkan sektor peternakan sapi dan kambing.

Hasil panen padi di desa ini mencapai 900 ton per tahun. Dengan jumlah tersebut, desa ini tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan berasnya sendiri, tetapi juga bisa menjual kelebihannya ke wilayah lain. Kepala Desa (Kades) Giri Agung, Supriyadi mengatakan, desanya sudah menyuplai beras ke Kecamatan Sebulu dan Kecamatan Muara Kaman.

Baca Juga:  Komisi IV DPRD Kaltim Respons Seruan May Day: Upah Layak Harus Jadi Prioritas

“Kami sudah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan beras di sana. Mereka membeli beras kami dengan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET),” kata Supriyadi.

Untuk mengelola hasil panen padi, desa ini memanfaatkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes bertugas mengumpulkan dan menyimpan beras dari para petani di gudang yang disediakan oleh desa. BUMDes juga memiliki Rice Milling Unit (RMU) untuk menggiling padi menjadi beras.

Supriyadi menjelaskan, BUMDes Giri Agung sudah memiliki izin usaha yang terintegrasi dengan Kementerian Desa dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) dan Kemenkumham. BUMDes juga sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk pengelolaan sistem perdagangan.

“Kami berharap dengan adanya BUMDes ini, petani bisa mendapatkan keuntungan lebih dari hasil panennya. Kami juga ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi beras kami,” ujar Supriyadi.

Baca Juga:  Drainase Mulai Tertangani, Kawasan Stadion Aji Imbut Tenggarong Tak Lagi Digenangi Banjir

Selain itu, BUMDes juga berencana untuk bersinergi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk pengendalian harga beras di desa. Dengan demikian, harga beras tidak akan terlalu rendah saat musim panen maupun terlalu tinggi saat musim paceklik.

“Kami ingin menjaga stabilitas harga beras di desa kami. Kami juga ingin memberikan jaminan ketersediaan beras bagi warga kami,” tutur Supriyadi.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa dan BUMDes, Desa Giri Agung berharap bisa menjadi desa mandiri yang berdaya saing di bidang pertanian. Desa ini juga ingin menjadi contoh bagi desa-desa lain yang ingin mengembangkan potensi pertaniannya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa desa-desa bisa mandiri dan sejahtera dengan mengelola sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Kami juga ingin berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional,” pungkas Supriyadi. (Dy/Mul/Adv/Diskominfo Kukar)

Baca Juga:  Loa Janan Rampungkan APBDes Delapan Desa

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co