Samarinda, Klausa.co – Sebuah pebincangan hangat terhelat di Cafe Bagios, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. Wakil Ketua DPD RI, Mahyudin, memimpin diskusi “Dialog Kaltim Keren,” sebuah forum yang mengundang para pemuda dan mahasiswa untuk merenungkan dan membicarakan masa depan Kalimantan Timur (Kaltim).
Mahyudin, yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Kutai Timur, menekankan bahwa forum ini adalah wadah untuk menampung aspirasi generasi muda.
“Kami ingin mendengarkan dan mengimplementasikan ide-ide kreatif dari generasi muda untuk mewujudkan visi ‘Kaltim Keren’ yang kita semua impikan,” ujar Mahyudin.
Dengan nada yang tegas dan penuh semangat, Mahyudin membantah bahwa “Dialog Kaltim Keren” adalah bagian dari manuver politik.
“Ini bukan kampanye. Saya belum menyatakan diri sebagai calon. Ini adalah inisiatif murni untuk bertukar pikiran dan ide,” tegasnya.
Dalam diskusi tersebut, Mahyudin juga mengkritik ketidakstabilan regulasi pemerintah, terutama yang berkaitan dengan batas usia calon kepala daerah.
“Peraturan yang sering berubah hanya akan menciptakan kebingungan di masyarakat. Kita membutuhkan kestabilan dalam peraturan,” katanya.
Sementara itu, menanggapi isu politik uang, Mahyudin menegaskan posisinya yang menolak praktik tersebut. “Kami menentang politik uang. Kami ingin berdialog dan bekerja sama dengan semua pihak di Kaltim yang memiliki visi yang sama untuk memajukan daerah,” ucapnya dengan tegas.
Acara ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, “Dialog Kaltim Keren” telah diadakan di Balikpapan dan mendapat respons positif. “Kami memulai di Balikpapan dengan 40 peserta, dan di Samarinda, kami senang melihat partisipasi ratusan anak muda dengan ide-ide segar,” ungkap Mahyudin.
Rencana untuk mengadakan diskusi serupa di kota-kota lain di Kaltim, seperti Berau dan Bontang, sedang berlangsung, sebagai respons terhadap permintaan dari masyarakat.
Diskusi ini tidak hanya sekadar pertemuan. Fokusnya adalah pada pembahasan program-program unggulan yang akan dijalankan, termasuk peningkatan pendidikan, pengembangan SDM, pengurangan ketergantungan pada sektor tambang, dan mendorong industrialisasi.
“Kami bertekad menjadikan Kaltim sebagai daerah pendukung yang kuat untuk Ibu Kota Negara (IKN) yang baru,” kata Mahyudin.
Ia juga menekankan pentingnya belajar dari negara-negara yang telah sukses dalam mengembangkan UMKM, seperti Cina.
“Kita harus mengambil contoh dari Cina, yang UMKM-nya berkembang pesat. Ini akan menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan UMKM di Kaltim,” tambahnya.
Mahyudin berharap bahwa diskusi ini akan menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan Kaltim yang lebih maju dan sejahtera. (Yah/Fch/Klausa)