Jakarta, Klausa.co – Debat publik kedua calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) pada Selasa malam (19/11/2024) menjadi panggung utama bagi pasangan Dendi Suryadi dan Alif Turiadi untuk menunjukkan sikap tegas mereka terhadap isu tambang ilegal yang sudah lama menjadi momok bagi daerah tersebut.
Dalam debat yang digelar di Jakarta itu, pasangan nomor urut 3 ini tak hanya berbicara tentang visi-misi pemerintahan, tetapi juga berjanji akan menuntaskan akar masalah tambang ilegal di Kukar. Dengan suara tegas, Dendi menekankan bahwa kepemimpinan yang berintegritas adalah senjata utama dalam perang melawan praktik tersebut.
Dendi membuka paparan dengan analogi tajam. “Ikan membusuk dari kepala. Artinya, teladan harus dimulai dari pemimpin,” ujarnya. Menurutnya, upaya memberantas tambang ilegal tak cukup hanya dengan perbaikan sistem. Pemimpin harus menjadi garda terdepan, menunjukkan keberanian dan integritas dalam menegakkan hukum.
“Kami berkomitmen untuk tidak memberikan ruang bagi tambang ilegal. Proyek-proyek yang tidak memenuhi AMDAL akan dihentikan hingga semua persyaratan terpenuhi. Kepemimpinan berintegritas adalah pondasi bagi reformasi besar yang kami usung,” tambahnya.
Isu tambang ilegal di Kutai Kartanegara bukanlah perkara sepele. Praktik ini tak hanya merusak lingkungan, tetapi juga menjadi ladang subur bagi korupsi dan kolusi. Untuk itu, Alif Turiadi menawarkan pendekatan yang lebih sistematis. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan peran Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) dalam pengawasan.
“Kami akan mengoptimalkan pengawasan AMDAL dan memastikan setiap kegiatan yang merusak lingkungan ditindak tegas. Taati SOP, taati hukum, dan setia kepada rakyat. Itu prinsip kami,” tegas Alif. Ia juga menggarisbawahi pentingnya transparansi dan partisipasi masyarakat dalam memantau aktivitas tambang.
Pemberantasan KKN sebagai Titik Awal
Bagi Dendi-Alif, tambang ilegal adalah gejala dari masalah yang lebih mendalam: korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Oleh karena itu, pasangan ini menempatkan pemberantasan KKN sebagai prioritas utama. Dendi dengan lantang menyatakan bahwa segala bentuk penyimpangan akan dihentikan, dimulai dari reformasi internal pemerintahan.
“Transparansi anggaran adalah langkah pertama. Kami tidak akan membiarkan dana rakyat disalahgunakan untuk kepentingan segelintir orang. Transformasi digital juga akan menjadi kunci untuk membuka akses masyarakat terhadap data, memastikan semua proses berjalan jujur dan akuntabel,” jelasnya.
Tak hanya bicara soal penindakan, Dendi-Alif juga menyoroti pentingnya pembangunan berkelanjutan sebagai solusi jangka panjang. Mereka berjanji akan mendorong investasi di sektor energi terbarukan dan mengelola kekayaan alam Kukar secara bijak.
“Kami tidak ingin generasi mendatang mewarisi tanah yang gersang akibat eksploitasi liar. Setiap kebijakan kami akan mempertimbangkan dampak lingkungan jangka panjang. Kukar punya potensi besar, dan kami akan memastikan itu dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat, bukan segelintir elit,” kata Dendi.
Di akhir debat, Dendi-Alif kembali menegaskan komitmen mereka untuk menciptakan Kutai Kartanegara yang lebih baik, bebas dari praktik tambang ilegal, dan menjunjung tinggi keberlanjutan. “Kami tidak hanya bicara, kami akan bertindak. Kami yakin, dengan kepemimpinan yang transparan dan hukum yang ditegakkan, Kukar bisa bangkit dari masalah ini,” ujar Dendi.
Mereka pun mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih dengan bijak pada 27 November 2024. “Nomor tiga adalah pilihan untuk rakyat yang ingin perubahan nyata. Bersama kami, Kukar akan menjadi daerah yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan,” tutupnya. (Nur/Fch/Klausa)




















