Samarinda, Klausa.co – Generasi muda Indonesia harus memiliki sikap nasionalisme yang tinggi jika ingin maju. Karena, sikap seperti ini sangat diperlukan dalam kelangsungan suatu negara. Pasalnya, sifat nasionalisme dapat memunculkan rasa persatuan di dalam negara tersebut.
Namun seiring perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan rasa nasionalisme itu menjadi semakin pudar karena adanya pengaruh barat yang sedang melanda generasi muda. Pada akhirnya, hal itu dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia.
Gubernur Isran Noor pun membenarkan pernyataan tersebut. Menurutnya, ada kecenderungan atau indikasi nilai-nilai kebangsaan generasi penerus di Indonesia mulai menurun. “Mohon maaf, contohnya yang terjadi sekarang di generasi kita ini. Banyak anak-anak sekolah yang tidak hapal lagu Indonesia Raya,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Orang nomor satu Benua Etam itu memaklumi apabila ada anak SD yang belum bisa menghapal lagu-lagu wajib Nasional. Namun, ia menyayangkan jika anak-anak SMP, SMA atau orang dewasa juga tidak hapal lagu-lagu wajib Nasional.
“Kalau anak SD kebawah oke, tapi SMP dan SMA banyak yang nggak hapal lagu Indonesia Raya. Bayangkan, apa mungkin ini karena kita terbiasa menggunakan audio sampai mereka tidak hapal,” tanyanya di Pendopo Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda.
Pria kelahiran Sangkulirang itu sedikit bercerita tentang masa kecilnya. Saat di sekolah, ia selalu diajarkan dan menghapal banyak lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya. “Itu dihapal, sepanjang jalan kita menyanyi. Indonesia Raya atau Satu Nusa Satu Bangsa. Macam-macam hapal kita,” bebernya.
Namun di zaman serba era digital ini lanjut Isran Noor, rata-rata orang hanya bisa begaruk kepala menandakan tidak hapalnya lagu Indonesia Raya. “Kalau sekarang ada yang menyanyi tidak tahu, pasti mereka begaruk-garuk nggak hapal lagu Indonesia Raya. Saat nyanyi itu juga harus pada posisi siap dan sikap tegap, tidak ada nyanyi Indonesia Raya tapi lemes,” tegasnya.
Oleh karenanya, mantan Bupati Kutai Timur itu meminta semua pihak agar pelajaran sejarah atau kebangsaan lebih ditingkatkan lagi ke depannya. “Saat ini masih ada di mata pelajaran sekolah-sekolah, namun tolong lebih ditingkatkan lagi intensitasnya supaya nilai-nilai kebangsaan terus tertanam ke generasi selanjutnya,” pintanya.
(APR/ADV/Diskominfo Kaltim)
IKUTI BERITA KLAUSA LAINNYA DI GOOGLE NEWS