Samarinda, Klausa.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus memutar otak demi meningkatkan daya tarik wisata kota. Kali ini, ambisi besar dituangkan dalam rencana pembangunan bianglala megah di kawasan Teras Samarinda, yang digadang-gadang menjadi ikon wisata baru.
Tak main-main, proyek ini digarap dengan nilai investasi mencapai Rp5 miliar. Tim dari PT Varia Niaga bahkan telah terbang ke Thailand untuk mempelajari teknologi dan desain bianglala yang akan diadaptasi. Asisten II Pemkot Samarinda, Marnabas, menyebut langkah itu penting untuk memastikan kualitas proyek ini.
“Bianglala yang kita rencanakan harganya sekitar Rp5 miliar. Tim sudah ke Thailand untuk melihat spesifikasinya,” ujar Marnabas.
Namun, Pemkot Samarinda tampaknya tak sekadar mengejar kemegahan. Keterjangkauan bagi masyarakat juga menjadi perhatian utama. Marnabas mengakui bahwa harga tiket di Thailand, yang mencapai 250 baht.
“Kami sudah siapkan rencana subsidi agar tiket tetap terjangkau,” tambahnya.
Rencana pembangunan ini bukan tanpa alasan. Lokasi yang dipilih, kawasan Marimar, menawarkan keindahan alam yang dianggap mampu memberikan pengalaman berbeda bagi pengunjung. Dari ketinggian bianglala, Samarinda akan terlihat seperti kanvas yang penuh warna—perpaduan panorama kota dan aliran sungai Mahakam yang membelahnya.
“Nanti ada konsep seperti dermaga yang menjorok ke sungai, sehingga pengunjung bisa bersantai di atas air sambil menikmati pemandangan,” tutur Marnabas.
Meski ambisius, target waktu penyelesaian proyek ini cukup realistis. Pemkot Samarinda mematok tahun 2025 atau 2026 sebagai tenggat waktu rampungnya bianglala tersebut. Berbagai fasilitas pendukung juga tengah disiapkan untuk menjamin kelancaran proyek.
“Kami fokus pada pembangunan fasilitas yang sudah disiapkan dan memastikan semuanya berjalan sesuai rencana,” tegas Marnabas, mengakhiri perbincangan.
Dengan proyek ini, Samarinda seolah ingin menegaskan diri sebagai kota yang tak hanya menjadi poros ekonomi Kalimantan Timur, tetapi juga destinasi wisata yang tak kalah menarik. Waktulah yang akan menentukan, apakah ambisi besar ini mampu menjawab harapan masyarakat. (Yah/Fch/Klausa)