NTB, Klausa.co – Upaya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memasuki babak baru. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim menggandeng para camat untuk belajar langsung dari keberhasilan Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada Senin (11/11/2024), tim DPPKB Kutim menggelar orientasi lapangan di kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTB.
Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi B, menyebut kunjungan itu bukan sekadar observasi, melainkan juga langkah strategis dalam merancang kebijakan lokal yang efektif.
“Kami ingin memahami langkah-langkah yang sudah diterapkan NTB. Setelah itu, akan ada tindak lanjut berupa penyusunan strategi bersama camat yang memimpin Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat kecamatan. Kami di DPPKB akan berperan sebagai sekretariat TPPS di kabupaten,” ujarnya.
Achmad menegaskan bahwa DPPKB Kutim tidak akan sekadar meniru apa yang dilakukan NTB.
“Kondisi di Kutim berbeda dengan NTB. Strategi yang relevan akan kami adopsi, sementara yang kurang sesuai akan dievaluasi untuk pengembangan program di masa depan,” jelasnya.
Pendekatan berbasis data menjadi salah satu fokus utama kunjungan ini. Data risiko stunting di tingkat kecamatan akan digunakan sebagai fondasi penyusunan program yang lebih tepat sasaran. Menurut Achmad, ini adalah kunci agar upaya yang dilakukan tidak hanya mengandalkan asumsi.
“TPPS tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Kami ingin memastikan tim ini benar-benar aktif, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa. Setiap anggota harus memahami tugas dan fungsinya agar target penurunan stunting tercapai,” tegas Achmad.
Selain mempelajari strategi NTB, DPPKB Kutim mendorong peningkatan sinergi di antara perangkat daerah dalam TPPS. Achmad menyarankan agar setiap pihak melakukan studi tiru ke daerah lain yang juga berhasil menekan angka stunting.
“Masalah stunting sering kali terkendala karena lemahnya kolaborasi. Dengan kerja sama yang solid, target akan lebih mudah tercapai,” ujarnya.
Kepala BKKBN NTB, dr. Lalu Makripuddin, menyambut baik kunjungan tim dari Kutim. Baginya, kolaborasi ini menjadi bukti komitmen bersama untuk menghadapi persoalan stunting yang memengaruhi kualitas generasi masa depan.
“Kami mengapresiasi upaya DPPKB Kutim untuk belajar dan bertukar pengalaman. Penanganan stunting bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga investasi untuk sumber daya manusia di masa depan,” kata Lalu.
Ia berharap, hasil kunjungan ini dapat diimplementasikan di Kutim dengan penyesuaian yang matang. “Ini adalah momen penting untuk saling berbagi ilmu. Kami optimistis, kolaborasi semacam ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain,” tambahnya. (Nur/Fch/ADV/Pemkab Kutim)