Samarinda, Klausa.co – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Andi Muhammad Afif Rayhan Harun, atau yang akrab disapa Afif, mengkritik fenomena maraknya diskusi dangkal di kalangan mahasiswa. Dalam pandangannya, mahasiswa harus meninggalkan kebiasaan membahas hal-hal remeh yang tidak membawa manfaat bagi pengembangan intelektual.
“Banyak mahasiswa yang terjebak dalam percakapan sepele, seperti gosip atau obrolan yang tidak substansial. Ini sangat disayangkan karena waktu mereka sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih produktif,” ujar Afif.
Afif menekankan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan seharusnya mampu mengarahkan fokus mereka pada isu-isu yang lebih mendalam. Ia menyerukan pentingnya membiasakan diri membicarakan topik-topik strategis yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti isu sosial, politik, hingga tantangan global.
“Mahasiswa harus memilih topik pembicaraan yang mampu memperkaya pemikiran dan memberikan dampak besar, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat,” katanya.
Tak hanya itu, Afif juga menyoroti pentingnya budaya membaca di kalangan mahasiswa. Ia mendorong mahasiswa untuk memperluas wawasan mereka melalui literatur yang bermutu, termasuk buku-buku filsafat Barat yang dapat mengasah kemampuan berpikir kritis.
“Jika kebiasaan membaca ini tidak dibangun, sulit bagi kita untuk menghadapi tantangan yang kompleks di masa depan, terutama di dunia kerja yang semakin kompetitif,” ujarnya tegas.
Menurut Afif, pendidikan tinggi bukan sekadar mengejar gelar akademik, melainkan sebuah proses berkelanjutan untuk membentuk pribadi yang unggul. Ia menekankan perlunya orientasi yang jelas dalam belajar, sehingga mahasiswa dapat mengoptimalkan potensi mereka.
“Pendidikan adalah sarana untuk membuka peluang. Dengan wawasan yang luas dan kemampuan berpikir kritis, kita bisa menciptakan lebih banyak terobosan di masa depan,” kata Afif.
Sebagai penutup, Afif mengajak mahasiswa untuk lebih produktif, tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga dalam mengasah kemampuan berpikir dan berbicara secara strategis.
“Mari ciptakan kebiasaan yang positif. Jika mahasiswa bisa mengubah pola pikir mereka, itu tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi bangsa ini,” tuturnya. (Yah/Fch/ADV/DPRD Kaltim)