Samarinda, Klausa.co – Debat perdana Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) 2024 membahas salah satu masalah serius yang selama ini membayangi masyarakat Kaltim. Hal tersebut soal rendahnya tingkat kepemilikan rumah layak huni. Debat yang digelar di Convention Hall, GOR Kadrie Oening, Samarinda, pada Rabu (23/10/2024), mempertemukan dua kandidat dengan gagasan mereka tentang cara mengatasi masalah yang telah lama menjadi keluhan publik, terutama di kota-kota besar seperti Balikpapan dan Samarinda.
Menurut data “Kalimantan Timur dalam Angka 2024”, sekitar 24,86 persen rumah tangga di Kaltim masih belum memiliki rumah sendiri. Di Balikpapan, angka ini lebih mengkhawatirkan, mencapai 34,64 persen, sementara di Samarinda mendekati 32,40 persen. Angka ini menjadi sorotan dalam debat yang bertema kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat tersebut.
Isran Noor, calon gubernur nomor urut 1, menjadikan isu ini sebagai landasan program yang akan diusungnya. Menurutnya, kepemilikan rumah layak huni adalah solusi kunci dalam menanggulangi kemiskinan di Kaltim.
“Kemiskinan tidak hanya soal pendapatan, tapi juga soal tempat tinggal. Selama lima tahun terakhir, kami telah membangun lebih dari 500 unit rumah dengan melibatkan pengusaha melalui program CSR,” jelasnya.
Program ini, katanya, adalah bukti nyata kolaborasi antara pemerintah dan dunia usaha untuk kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain, Rudy Mas’ud, calon gubernur nomor urut 2, tidak tinggal diam. Ia menyampaikan kritik tajam terhadap angka kepemilikan rumah yang memprihatinkan di kota-kota besar.
“Dengan hampir 35 persen rumah tangga di Balikpapan belum memiliki rumah, ini adalah masalah serius yang seharusnya dapat diatasi dengan anggaran yang kita miliki,” ucap Rudy.
Ia menekankan perlunya kebijakan yang lebih berorientasi pada rakyat kecil, termasuk kemudahan akses Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk membantu mereka memiliki hunian yang layak.
Debat semakin memanas ketika Isran Noor menyinggung isu korupsi dan transparansi anggaran.
“Masalahnya bukan pada jumlah anggaran, tapi pada korupsi. Selama lima tahun kami memimpin, tidak ada dana yang diselewengkan. Kami pastikan anggaran besar yang dimiliki Kaltim digunakan dengan tepat,” tegasnya.
Sementara itu, Hadi Mulyadi, calon wakil gubernur dari kubu Isran Noor, menambahkan pandangan lebih teknis mengenai angka-angka kepemilikan rumah ini.
“Angka 34 persen memang terlihat tinggi, tetapi jika dibandingkan dengan data nasional, kondisi Kaltim sudah jauh lebih baik. Kita perlu melihat tren ini secara statistik,” ucap Hadi yang juga seorang dosen statistik. (Yah/Fch/Klausa)