Samarinda, Klausa.co – Istilah buzzer semakin sering terdengar jelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur (Pilgub Kaltim) 2024. Buzzer, dalam konteks politik, merujuk pada individu atau kelompok yang menggunakan akun media sosial mereka untuk menyebarkan informasi.
Namun, fenomena ini tidak sekadar menyebarkan kabar biasa, buzzer kerap dibayar atau dikoordinasikan untuk memperkuat pesan tertentu. Juga mempromosikan ideologi, atau bahkan menyebarkan informasi yang menyesatkan demi kepentingan sponsor mereka.
Rudy Mas’ud, salah satu calon dalam kontestasi Pilgub Kaltim, turut menyoroti fenomena buzzer ini. Dalam konferensi pers yang digelar di kantor DPD Golkar Kaltim, Senin (23/9/2024), Rudy menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas politik di tengah pesta demokrasi ini.
“Pilgub adalah pesta rakyat, dan dalam pesta ini, seharusnya yang diutamakan adalah gagasan, ide, serta terobosan untuk membangun Kaltim ke depan, bukan isu-isu yang tidak relevan yang digulirkan melalui buzzer,” tegas Rudy.
Ia juga menekankan pentingnya debat yang sehat dalam kontestasi politik. Menurut Rudy, adu gagasan dan visi-misi yang positif merupakan kunci untuk memimpin Benua Etam. Rudy meminta agar tidak ada saling serang personal yang hanya memperkeruh suasana.
“Selain itu, masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi politik yang baik. Edukasi ini bisa terwujud jika para calon pemimpin menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan berintegritas,” pungkasnya.
Di tengah hiruk-pikuk kampanye politik dan derasnya informasi di media sosial, peran buzzer kerap menjadi sorotan. Meski begitu, Rudy Mas’ud mengajak semua pihak untuk kembali kepada esensi demokrasi yang sesungguhnya. Yakni adu gagasan, bukan saling cibir. (Wan/Fch/Klausa)