Samarinda, Klausa.co – Menjelang kenduri demokrasi Samarinda 2024, Andi Harun kembali menjadi sorotan. Dengan elektabilitas yang mencapai 86,4 persen menurut survei SeMAR’T POLITICA, Andi Harun tidak hanya menjadi calon terkuat, tetapi juga contoh dari strategi politik dan perhitungan matang.
Pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul), Budiman Chosisah, mengungkapkan bahwa tingginya elektabilitas Andi Harun membuat calon lain enggan untuk bersaing.
“Karena tingginya survei, fenomena di Samarinda saat ini tidak ada pergerakan yang ingin melawan Andi Harun,” ujarnya.
Meskipun telah memperoleh dukungan dari 51.073 warga melalui jalur perseorangan, Andi Harun memilih maju lewat jalur partai politik. Budiman menjelaskan bahwa dukungan legislatif sangat krusial dalam menjalankan pemerintahan.
“Ketika tidak ada dukungan dari legislatif, maka pemerintahannya pasti akan berimplikasi negatif,” jelasnya. Ini menyoroti pentingnya dukungan partai dalam politik lokal.
Budiman juga menggarisbawahi bahwa Andi Harun menggunakan dukungan independen yang telah dikantonginya sebagai bentuk psywar atau strategi untuk memperkuat posisinya di mata partai politik.
“Menurut saya, dukungan independen yang kemarin dengan Syaparuddin itu semacam psywar dari Andi Harun terhadap partai politik,” tuturnya.
Budiman juga menyebut, Gerindra hampir dipastikan akan kembali mengusung Andi Harun dalam Pilkada mendatang, mengingat potensi besar yang dimilikinya dan risiko kerugian besar jika tidak mendukungnya. (Yah/Fch/Klausa)