Samarinda, Klausa.co – Kota Tepian kembali bergemuruh dengan semangat budaya dalam gelaran Samarinda Culture Festival 2024. Dibuka dengan megah di Rumah Adat Budaya Daerah Kota Samarinda, Jalan Kadrie Oening pada Selasa (16/7/2024), festival ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk merayakan kekayaan budaya dan memperkuat identitas Samarinda.
Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi, hadir dalam pembukaan festival ini dan menyampaikan pesan pentingnya menjaga dan mempromosikan budaya sebagai bagian integral dari identitas dan pembangunan masyarakat Samarinda.
“Pesta adat dan festival budaya seperti ini adalah kewajiban kita untuk melestarikan dan menghargai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari jiwa dan kepribadian kota Samarinda,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rusmadi menekankan peran vital masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan tradisi lokal. “Pemerintah mendukung inisiatif ini dengan menyediakan fasilitas dan ruang yang memadai, namun yang lebih penting adalah peran aktif dari masyarakat sebagai penggerak utama dalam mempertahankan nilai-nilai budaya,” katanya.
Samarinda Culture Festival 2024 tidak hanya dimeriahkan oleh warga dari berbagai komunitas lokal, tetapi juga melibatkan berbagai paguyuban budaya di Samarinda. Hal ini menunjukkan semangat kolaborasi yang kuat untuk bersama-sama melestarikan dan mempromosikan budaya Samarinda.
“Ruang ini bukan hanya milik satu komunitas, tetapi harus dimanfaatkan secara luas oleh semua paguyuban untuk mempromosikan dan menghidupkan kembali tradisi-tradisi kita yang kaya,” tambah Rusmadi.
Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang untuk merayakan kekayaan budaya, tetapi juga sebagai platform untuk memperkuat persatuan dan keragaman masyarakat Samarinda.
“Keragaman adalah kekuatan kita. Melalui festival ini, kita tidak hanya menghargai warisan nenek moyang kita tetapi juga membangun visi Samarinda sebagai pusat peradaban yang ramah, inovatif, dan bertanggung jawab,” jelas Rusmadi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Asli Nuryadin, mengumumkan sebuah kerjasama menarik antara berbagai komunitas etnis melalui konsep paguyuban 33 Suku. Kerjasama ini bertujuan untuk mempromosikan pendidikan holistik yang melibatkan keluarga, masyarakat, dan industri.
“Saya sangat menyambut baik inisiatif dari paguyuban 33 Suku ini. Ini adalah langkah maju untuk memastikan bahwa pendidikan kita tidak hanya terfokus pada satu aspek saja, tetapi mencakup semua elemen yang diperlukan untuk menjadi kekuatan pendorong bagi kemajuan,” kata Asli.
Kerjasama ini juga mencakup promosi dan pelestarian kebudayaan lokal. Berbagai komunitas seperti Banjar, Dayak, Jawa, dan Bugis akan berkolaborasi untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di Kota Samarinda. Tempat-tempat umum akan diperbarui dan dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kegiatan sosial dan budaya.
“Pembaruan ini tidak hanya terbatas pada infrastruktur, tetapi juga melibatkan aktivitas yang beragam. Kami berharap untuk melihat festival seni, lomba budaya, dan pertemuan komunitas secara teratur di tempat ini,” tutup Asli. (Yah/Fch/Klausa)