Klausa.co

Harga Buku Paket dan LKS di Samarinda Makin Melambung Tinggi, Orang Tua Murid Menjerit

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Kembali lagi, harga buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) menjadi momok menakutkan bagi orang tua murid di Samarinda. Keluhan demi keluhan terus bermunculan, bagaikan jeritan pilu yang tak kunjung didengar. Salah satu orang tua murid, sebut saja YL, mengungkapkan kekesalannya atas lonjakan harga buku yang tak terkendali. Ia diharuskan merogoh kocek hingga Rp903 ribu untuk 16 buku paket dan LKS anaknya yang duduk di kelas 4 SD.

“Harga ini tidak masuk akal! Mana bisa buku sebanyak itu sampai seharga itu?” keluh YL dengan nada kecewa, Jumat (12/7/2024).

Lebih parah lagi, YL mengaku tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai jenis buku dan penerbitnya. Ia hanya menerima daftar harga dari wali kelas melalui grup paguyuban orang tua murid.

Baca Juga:  Kembali ke Pesut Etam, Andy Harjito Siap Tambah Daya Gedor

“Di daftar itu, kalau mau, bisa langsung titip ke wali kelas,” ungkap YL.

Ternyata, YL bukan satu-satunya yang menjerit. Banyak orang tua murid lain yang merasakan hal serupa, namun bungkam karena takut. Mirisnya, ketika YL mencoba menyuarakan keresahannya di grup paguyuban, ia malah dikeluarkan dari grup.

“Saya ketua paguyuban di grup itu, tapi saya dikeluarkan. Ada apa ini?” tanya YL dengan heran.

YL pun membandingkan dengan sekolah lain yang meminjamkan buku kepada siswa melalui bantuan dana BOS. Ia juga menyayangkan sistem pembelian buku yang tidak transparan dan terkesan dipaksakan.

“Setiap tahun naik, satu bukunya bisa sampai Rp100 ribu. Padahal ada alternatif beli di luar, tapi tidak jelas bukunya mana yang harus dibeli,” keluhnya.

Baca Juga:  Pemprov Kaltim Pangkas Belanja Kendaraan Dinas, Fokus pada Efisiensi Anggaran

YL pun berharap pihak sekolah bisa mencari solusi untuk meringankan beban orang tua, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

“Bisa saja dibuat mekanisme wajib buku paket saja, LKS tidak. Atau sebaliknya. Yang penting bisa diringankan,” usulnya.

Menanggapi keluhan tersebut, BY, salah satu wali kelas di SD Samarinda, memberikan klarifikasi. Ia mengaku hanya meneruskan informasi dari penerbit dan tidak ada unsur paksaan dalam pembelian buku.

“Info buku paket dan LKS itu, saya hanya meneruskan dari penerbit. Tidak ada paksaan,” jelas BY.

BY menambahkan, bagi siswa yang tidak memiliki buku, diperbolehkan untuk meminjam dari temannya. Bahkan, beberapa guru turut membantu membelikan buku bagi siswa yang kurang mampu.

Baca Juga:  Tak Ada SMA di Segah, Legislator Kaltim: Ini Ironi yang Harus Diakhiri

Namun, penjelasan BY tersebut tampaknya tidak cukup untuk meredakan keresahan orang tua murid. Mereka masih menuntut transparansi dan solusi konkrit untuk menekan harga buku yang kian melambung tinggi. (Yah/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co