Kukar, Klausa.co – Minggu pagi di Kawasan Budaya Tenggarong terasa berbeda. Keramaian luar biasa mewarnai area Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, menandakan kembalinya Car Free Day (CFD) ke lokasi bersejarah tersebut. Puluhan ribu masyarakat tumpah ruah, menyambut antusias dimulainya kembali CFD di Kawasan Budaya.
Pemindahan lokasi ini merupakan langkah strategis Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menata kota dan memperkenalkan Kawasan Budaya kepada masyarakat luas. Diharapkan, CFD di Kawasan Budaya menjadi daya tarik wisata baru, meningkatkan kunjungan, dan menggeliatkan ekonomi lokal.
Sayid Fhatullah, Sekretaris Sempekat Keroan Kutai (SK2), mengungkapkan harapannya bahwa CFD di Kawasan Budaya dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk mengenal budaya Kutai.
“Tujuannya pasti ingin menarik orang luar yang datang ke Tenggarong,” ujarnya.
Berbagai pertunjukan budaya Kutai mewarnai kemeriahan CFD, seperti tari tradisional, musik khas Kutai, hingga pertunjukan pencak silat. Pengunjung pun dimanjakan dengan aneka kuliner khas Kutai yang menggugah selera.
Tak hanya budaya, CFD di Kawasan Budaya juga menjadi peluang ekonomi bagi para pelaku UMKM. Sebanyak 348 pedagang kuliner dan 71 pedagang aksesoris terdaftar untuk meramaikan acara. Antusiasme yang tinggi mendorong Diskop-UKM Kukar untuk membuka jalur tambahan bagi pedagang yang tidak terdaftar.
“Ada puluhan pedagang yang datang berjualan tanpa terdaftar. Kita akan evaluasi, tapi pedagang tetap bisa berjualan selama kita bisa mengatur ketertibannya,” jelas Fathul Alamin, Kabid Pemberdayaan UKM Diskop-UKM Kukar.
Pembukaan kembali CFD di Kawasan Budaya merupakan bukti komitmen Pemkab Kukar dalam mendukung masyarakat, melestarikan budaya, dan mengembangkan pariwisata di Tenggarong. Perpaduan modernitas dan tradisi dalam CFD ini diharapkan mampu menjadikan Tenggarong sebagai destinasi wisata yang kian menarik dan digemari. (Ah/Fch/ADV/Diskominfo Kukar)