Jakarta, Klausa.co – Dalam sebuah pernyataan yang penuh harapan, bakal calon presiden, Ganjar Pranowo, membuka tirai rahasia mengenai visinya untuk mengubah wajah pemerintahan Indonesia andai dia dan bakal cawapres, Mahfud MD, memenangi kontestasi Pilpres 2024.
Dalam wawancara eksklusif dengan Andy Noya pada acara “Kick Kontroversi” yang disiarkan di Metro TV, Ganjar Pranowo dengan penuh semangat berbicara tentang rencananya untuk membentuk kabinet pemerintah yang berbeda dari biasanya. Ia menyampaikan visi pentingnya membentuk “Kabinet Zaken,” sebuah konsep kabinet di mana anggota kabinet adalah para ahli yang dipilih berdasarkan kemampuan dan kompetensi mereka, bukan hanya sebagai representasi dari partai politik tertentu.
Kabinet Zaken, seperti yang dijelaskan oleh Ganjar, memiliki tujuan utama untuk mencegah malfungsi kabinet, menghindari praktik korupsi, dan memaksimalkan kinerja para menteri yang menjadi bagian dari kabinet tersebut. Ini adalah langkah berani untuk memastikan bahwa kabinetnya akan didukung oleh individu yang memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjalankan pemerintahan dengan baik.
Ganjar Pranowo memberikan contoh masa lalu di mana konsep Kabinet Zaken pernah diterapkan di Indonesia. Ini termasuk Kabinet Djuanda yang berlangsung dari 9 April 1957 hingga 5 Juli 1959, Kabinet Natsir yang dimulai pada 6 September 1950 sampai dengan 21 Maret 1951, dan Kabinet Wilopo yang berlangsung dari 3 April 1952 sampai dengan 3 Juni 1953.
Namun, pertanyaan mendasar yang muncul adalah, siapa yang akan mengisi kursi-kursi dalam kabinet ini andai Ganjar-Mahfud menjadi presiden dan wakil presiden? Ganjar dengan tegas menyatakan bahwa mereka akan tetap menghormati partai politik pengusung mereka, seperti PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo, yang memiliki kader-kader dan rekomendasi menteri. Keputusan akhir mengenai anggota kabinet akan melibatkan diskusi bersama dengan partai-partai pengusung, menjunjung tinggi etika politik dalam prosesnya.
Ganjar menegaskan, “Nanti dalam penentuannya kami akan bicara bersama. Itu etik politik buat kami. Jadi, tidak ada yang dirisaukan.” Dengan keyakinan dalam visinya untuk menciptakan perubahan melalui Kabinet Zaken, Ganjar Pranowo menunjukkan tekadnya untuk menghadirkan transformasi dalam pemerintahan Indonesia jika diberikan mandat sebagai presiden. Dalam kisah politik yang semakin menggugah ini, pertanyaan besar adalah apakah visi ini akan menjadi kenyataan dalam perjalanan menuju Pilpres 2024. (Mar/Bob/Klausa)