Tenggarong, Klausa.co – Festival Teras Budaya merupakan momen penting bagi warga Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Kenduri ini dihelat untuk memperkenalkan dan mengembangkan potensi-potensi kebudayaan yang ada di desa ini. Acara ini menjadi ajang unggulan yang dibanggakan warga dan cukup populer di kalangan wisatawan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa desa kami kaya akan budaya dan kesenian. Kami juga ingin meningkatkan perekonomian desa kami dengan mengundang wisatawan untuk datang dan menikmati festival ini,” kata Kepala Desa Loa Duri Ilir, Fakhri Arsyad kepada Klausa.co, Senin (22/5/2023).
Fakhri mengatakan, festival ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya sejak 2016. Awalnya, festival ini hanya menampilkan budaya dan kesenian dari suku Dayak Tunjung Benuaq yang mendiami Dusun Putak. Namun seiring berjalannya waktu, festival ini berkembang dan melibatkan seluruh warga desa.
Salah satu atraksi yang menarik perhatian dalam Festival Teras Budaya adalah Pesta Panen Padi Ketan. Ini adalah tradisi khas suku Dayak Tunjung Benuaq yang dilakukan setelah panen padi ketan di sawah.
Tidak ketinggalan, ada juga tarian tradisional yang ditampilkan oleh para penari dari berbagai sanggar tari di desa. Mereka menampilkan tarian-tarian seperti tari gantar, tari enggang, tari mandau, dan tari perang. Mereka juga mengajak para wisatawan untuk ikut menari bersama mereka.
Selain budaya dan kesenian, festival ini juga menyuguhkan olahraga tradisional yang bisa dinikmati dan diikuti oleh para pengunjung. Ada lomba begasing dan lomba menyumpit.
Festival Teras Budaya tidak hanya bermanfaat bagi pelestarian budaya dan kesenian desa, tetapi juga bagi pengembangan ekonomi desa. Fakhri mengatakan, festival ini menjadi peluang bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desanya untuk mempromosikan produk-produk mereka.
Ia menambahkan bahwa festival ini juga menjadi sumber pendapatan bagi desanya. Ia mengatakan jumlah kunjungan wisatawan bisa mencapai ribuan jiwa setiap tahunnya.
Festival Teras Budaya tahun ini diharap berlangsung dengan meriah dan sukses. Diselenggarakan selama satu minggu, dimulai dari tanggal 22-28 Maret 2023. Fakhri mengatakan tahun 2024 mendatang bakal menyelenggarakan acara serupa dengan lebih meriah lagi.
“Festival ini diharapkan dapat terus berkembang setiap tahunnya, kami akan terus berupaya dalam memajukan potensi kebudayaan lokal,” harapnya. (Dy/Mul/Adv/Diskominfo Kukar)