Samarinda, Klausa.co – Ramadan 1444 Hijriah menjadi momentum bagi banyak kalangan untuk kembali menjalin silaturahmi setelah beberapa tahun lamanya tidak bisa bertatap muka, akibat pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020 lalu. Salah satunya dilakukan dalam rangkaian buka puasa bersama oleh alumni SMA Kesatuan angkatan tahun 99, di Hotel Harris, jalan Untung Suropati, Karang Asam Ulu, Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Meskipun SMA yang dinaungi Yayasan Sumber Mas itu telah tutup pada 2015 lalu, namun para alumninya masih tetap eksis, solid dan menjalin silaturahmi dengan baik hingga saat ini. Hal tersebut dikatakan Awang Zulkifli, ketua Panitia Buka Bersama SMA Kesatuan angkatan tahun 99.
“Inti utamanya, kami lulusan tahun 99 ingin menjalin silaturahmi. Mungkin sudah 20 tahun lebih lulus dari sekolah yang sekarang sudah tidak ada lagi,” ungkapnya, Rabu (19/4/2023).
Buka puasa bersama setiap bulan Ramadan, kata Zulkifli, merupakan rangkaian wajib tahunan bagi alumni SMA Kesatuan’99 untuk menjaga dan merekatkan kembali ikatan persaudaraan yang selama ini sudah terjalin.
Selain itu, tujuan lainnya, untuk mendengar keluh kesah para alumni, bila ada yang mengalami kesulitan. Melalui reuni SMA Kesatuan’99 ini, para alumni bisa saling membantu jika ada rekan-rekan yang minta bantuan.
“Bulan Ramadan menjadi momen yang paling tepat merekatkan silaturahmi bersama para alumni. Kita pilih waktu akhir Ramadan, sebab teman-teman banyak yang baru pulang kampung ke Samarinda. Jadi, ini waktu yang paling tepat untuk ngumpul dan mengenang masa muda,” jelasnya.
Disinggung terkait kenangan apa saja yang paling sering diobrolin saat reuni berkumpul bersama para alumni, ia mengatakan bahwa ada banyak sekali obrolan. Salah satunya, kenangan ketika naik motor ditilang polisi.
“Banyak keseruan ketika mengenang masa muda. Naik motor ditilang polisi, lari-lari dikejar polisi. Tapi sekarang salah satu teman kami malah sudah jadi Wakapolres. Dulu sama seperti remaja lainnya, tapi akhirnya dapat kedudukan di pemerintahan. Saya harap, ke depannya para alumni bisa makin solid lagi,” bebernya.
Damus Asa, orang yang disinggung Awang Zulkifli tersebut angkat bicara. Pria yang kini menjabat Wakapolres Kutai Timur (Kutim) ini merupakan salah satu alumni SMA Kesatuan’99. Dia merasa bersyukur bisa bersilaturahmi dan berkumpul kembali bersama para alumni. Menurutnya, silaturahmi ini seperti merajut kenangan masa muda.
Damis teringat masa-masa saat masih bersekolah di SMA Kesatuan, atau yang dulunya dikenal sebagai SMA Bakom. Kenangan yang paling membekas di sekolah sebenarnya tak jauh dari kenakalan remaja pada umumnya.
“Ketika ngumpul, kita mengenang beberapa hal-hal lucu saat di sekolah. Kenakalan remaja seperti bolos bersama, ditindak dan ditegur guru-guru di sekolah. Dulu kita dekat, maka sekarang kita eratkan kembali melalui reuni ini,” katanya.
Walau SMA Kesatuan sudah tidak ada lagi, Damus Asa berharap agar para alumni tetap semangat dan solid. Harapannya, alumni yang tidak bisa datang pada hari ini, bisa hadir pada acara reuni berikutnya untuk menjaga silaturahmi dan kekeluargaan.
“Sekarang SMA Kesatuan tidak ada, tapi kita pernah ada, kita pernah eksis ketika sekolahnya masih eksis. Dulu SMA Kesatuan cukup terkenal dan menjadi sekolah favorit. Jadi tetap semangat dan solid untuk rekan-rekan semuanya,” tegasnya.
Dalam kesederhanaan rangkaian buka puasa bersama ini, ia turut mengajak semua alumni SMA Kesatuan untuk saling memaafkan dan tetap menjaga silaturahmi kedepannya.
“Mari saling menghormati, menghargai dan tetap menanamkan moral, budaya dan etika yang ada pada diri kita selaku bangsa Indonesia,” ajaknya. (Apr/Fch/Klausa)