Mahulu, Klausa.co – Di balik kemeriahan Pare Maring sebagai pesta syukur panen masyarakat Dayak Mahulu, tersimpan pesan penting yang relevan dengan tantangan masa kini: menjaga ketahanan pangan dan membangun kemandirian ekonomi lokal.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Mahulu, Dr. Stephanus Madang, dalam sambutannya saat menghadiri acara Pare Maring di Kampung Ujoh Bilang, Minggu (16/2/2025). Menurutnya, Pare Maring tak sekadar seremoni budaya, tetapi juga pengingat akan pentingnya bersyukur atas hasil bumi serta tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutannya.
“Tradisi ini mengajarkan kita untuk tidak hanya menerima hasil panen, tapi juga merawat tanah, air, dan sumber daya agar bisa dinikmati oleh generasi berikutnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sekda menekankan pentingnya menjadikan budaya pangan lokal sebagai basis ekonomi masyarakat. Dalam konteks Mahulu yang kaya akan potensi pertanian dan perikanan, penguatan sektor ini akan berdampak pada ketahanan daerah terhadap krisis pangan global.
Ia mendorong agar kegiatan seperti Pare Maring menjadi momentum refleksi kolektif, sekaligus sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya produksi pangan lokal, mengurangi ketergantungan pada pasokan luar daerah, dan mengembangkan pertanian berkelanjutan.
“Pemerintah berkomitmen mendukung program ketahanan pangan berbasis masyarakat. Tapi semangat gotong royong dan kebersamaan dari tradisi ini harus menjadi ruh dalam setiap gerakan ekonomi lokal,” ucapnya.
Selain itu, ia menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Kampung Ujoh Bilang atas semangat menjaga adat istiadat yang menjadi kekayaan tak ternilai.
“Ini bukan hanya soal adat, tapi juga soal masa depan,” tutupnya. (Nur/Fch/ADV/Pemkab Mahulu)