Kukar, Klausa.co – Semburan lumpur bercampur gas yang muncul dari sumur bor di Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga, sempat menciptakan kekhawatiran di tengah warga. Namun, dalam waktu tiga hari, insiden yang terjadi pada Rabu, 18 Juni 2025 itu berhasil dikendalikan oleh PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field tanpa memicu kebakaran maupun menimbulkan korban jiwa.
Kepastian itu disampaikan langsung oleh Senior Field Manager PEP Sangasanga Field, Sigid Setiawan, dalam kunjungan lapangan jajaran Pemkab Kukar, termasuk Sekda Sunggono, anggota DPRD, Camat Sangasanga, serta perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar.
“Ini memang situasi yang sudah diantisipasi sebagai bagian dari risiko teknis pengeboran. Kami bersyukur tidak ada korban dan tidak ada gas beracun,” jelas Sigid.
Ia menerangkan bahwa semburan berasal dari tekanan reservoir bawah tanah yang melebihi kekuatan lumpur bor berbasis air. Meski sempat menghebohkan warga karena visualnya yang dramatis, insiden tersebut tidak memicu ledakan.
Menurut Sekda Kukar, Sunggono, keberhasilan penanganan ini tidak lepas dari kolaborasi lintas pihak. “Begitu insiden terjadi, PEP Sangasanga langsung bergerak bersama unsur kelurahan, kecamatan, RT, dan pemerintah daerah. Ini kerja bersama,” ujarnya.
Pertamina juga memastikan tidak ada dampak berbahaya dari semburan tersebut terhadap lingkungan. Pengukuran kualitas udara dilakukan dan hasil awal menunjukkan kondisi udara tetap aman.
Dampak yang paling terasa bagi warga adalah gangguan pada pasokan air bersih. Untuk itu, Pertamina menggandeng PDAM Tirta Mahakam untuk mengatasi permasalahan secara menyeluruh. Mulai dari pengurasan instalasi pengolahan air (WTP), penggantian media filter, hingga pembilasan jaringan distribusi.
Sebagai bagian dari pemulihan, disalurkan pula 13.500 kilogram karbon aktif, 11.800 kilogram pasir silika, serta 1.250 kilogram Poly Aluminium Chloride. Tak hanya itu, Pertamina juga membuka depo air bersih dan posko layanan kesehatan di sekitar lokasi.
“Kami hadir bukan hanya untuk menangani teknis lapangan, tetapi juga untuk memastikan warga sekitar tetap mendapat layanan dasar, khususnya air bersih dan kesehatan,” kata Sigid menutup. (Yah/Fch/Klausa)