Klausa.co

Pelatihan Kerja, Solusi Jangka Panjang Pengentasan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Samarinda

Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso (Foto: Istimewa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Kasus stunting di Kota Samarinda masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah membuat berbagai program pencegahan, namun belum cukup efektif menurunkan angka stunting. Oleh karena itu, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Samarinda menginstruksikan semua kelurahan untuk ikut terlibat secara aktif dalam penanganan masalah ini.

Rusmadi Wongso, Ketua TPPS Kota Samarinda, mengatakan bahwa penanganan stunting harus dilakukan dengan pendekatan lintas sektor dan partisipasi masyarakat. “Kita ingin semuanya terlibat, bukan hanya pemerintah tetapi masyarakat juga harus ikut mengentaskan kasus stunting. Apalagi penghapusan dari kemiskinan ekstrem ini kuncinya di keluarga,” ujarnya.

Salah satu program yang bisa dimanfaatkan untuk menangani stunting adalah Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pro Bebaya). Program ini bertujuan untuk memfasilitasi pemenuhan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan.

Baca Juga:  Kemenkumham Gelar Doa Bersama Jelang KTT G20 Bali

“Mudah-mudahan bisa dilakukan melalui Pro Bebaya, karena programnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui perbaikan lingkungan dan sebagainya,” jelas Rusmadi.

Namun, Rusmadi juga menegaskan bahwa penyelesaian stunting dan kemiskinan ekstrem tidak bisa hanya mengandalkan bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Bansos hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan akar masalahnya.

“Jika ingin menuntaskan kasus stunting dan kemiskinan ekstrem dalam jangka panjang, kita tidak bisa hanya mengharapkannya melalui program-program bansos saja,” tegasnya.

Pasalnya, pria kelahiran 1962 ini merasa bahwa program bansos dari pemerintah hanya bersifat sementara dan mengurangi beban masyarakat saja. Tidak benar-benar mengentaskan kasus stunting dan kemiskinan ekstrem yang selama ini melanda masyarakat.

Baca Juga:  Prestasi Memukau, Yuni Handayani Raih Juara 3 Pemuda Pelopor Nasional

Seharusnya, masyarakat diberikan program positif yang dapat mengasah keterampilan mereka. Tujuan atau goalnya, tidak lain untuk memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat miskin.

“Kita ketahui bahwa bansos itu sifatnya hanya mengurangi beban. Sedangkan masyarakat miskin membutuhkan keterampilan. Maka itu, seharusnya kita berikan mereka latihan. Entah itu pelatihan bikin kue, menjahit, barista dan sebagainya. Kita berikan keterampilan supaya mereka ada bekal untuk bisa bekerja dengan layak,” tegasnya. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightâ“‘ | 2021 klausa.co