Samarinda, Klausa.co – Stunting atau kondisi anak yang mengalami gangguan pertumbuhan menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Untuk menekan angka stunting yang mencapai 23,9 persen, Pemkot Samarinda melibatkan hampir 90 persen Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam penanganannya.
Masing-masing OPD menjalankan program sesuai dengan bidangnya untuk mencegah dan mengurangi kasus stunting di Kota Tepian. Salah satu program yang penting adalah menjaga lingkungan sehat, termasuk memastikan ketersediaan air bersih, sanitasi, dan pengelolaan sampah.
Menurut Sub Koordinator Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Samarinda Rudy Agus Riyanto, stunting tidak hanya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan infeksi. Ada faktor lain yang berpengaruh secara tidak langsung, yaitu inflamasi atau peradangan pada usus halus akibat mengkonsumsi air kotor.
“Inflamasi ini menyebabkan gizi sebanyak apapun tidak akan diserap oleh tubuh. Bahayanya jauh lebih besar dibanding sekedar hanya diare,” ujarnya.
Rudy menambahkan, inflamasi pada usus halus sulit dideteksi karena gejalanya tidak langsung terlihat. Biasanya baru diketahui ketika anak sudah mengalami gizi kurang atau gizi buruk. Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat memperhatikan sumber air minum yang bersih dan sanitasi lingkungan.
“Saya yakin, Dinas PUPR Samarinda berupaya keras untuk menyediakan sanitasi dan air bersih secara merata,” bebernya. (Apr/Fch/Adv/Diskominfo Samarinda)