Klausa.co

Hadapi Ramadan dan Idulfitri, Gubernur Kaltim Siapkan Jurus Redam Lonjakan Harga

Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. (Foto: Istimewa)

Bagikan

Samarinda, Klausa.co – Laju inflasi kembali menjadi perhatian utama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menjelang Ramadan dan Idulfitri 1446 H. Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menekankan pentingnya pengendalian harga agar masyarakat tidak terbebani, terutama dengan meningkatnya permintaan akibat kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Gubernur Kaltim, Senin (10/3/2025), Rudy mengurai empat faktor utama dalam menjaga kestabilan harga di wilayahnya.

Gubernur menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah kunci utama pengendalian inflasi. Beras, sebagai kebutuhan pokok utama, harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Rudy meminta Perum Bulog memastikan stok beras aman, mengingat potensi lonjakan permintaan akibat perpindahan penduduk ke IKN.

Baca Juga:  Pilgub Kaltim 2024 Perlu Rp 434 Miliar, Pemprov Pakai Pola Pendanaan dari Dua APBD

Optimalisasi lahan pertanian menjadi salah satu solusi yang diusulkan. Dengan memanfaatkan aliran Sungai Mahakam dan Sungai Longkali, ia yakin produksi padi bisa lebih maksimal.

“Panen di Kaltim tidak perlu hanya sekali setahun, kita bisa mencapai dua atau tiga kali panen,” ujarnya.

Kelancaran distribusi menjadi faktor kedua yang harus diperhatikan. Rudy mengingatkan bahwa harga bahan pokok di pasar sangat bergantung pada sistem distribusi yang efisien. Infrastruktur jalan yang baik menjadi prasyarat utama agar bahan pangan bisa sampai ke tangan konsumen tanpa lonjakan harga akibat keterlambatan pengiriman.

“Keterlambatan distribusi akan memicu kenaikan harga dan mempercepat inflasi,” tegasnya.

Karena itu, Pemprov Kaltim bertekad memastikan jalan-jalan penghubung di 10 kabupaten/kota tetap dalam kondisi prima.

Baca Juga:  Lubang Tambang Kembali Telan Korban, DPRD Kaltim Desak Sanksi Tegas untuk Perusahaan Lalai

Lonjakan harga komoditas seperti cabai dan minyak goreng juga menjadi perhatian utama. Harga cabai sempat menyentuh lebih dari Rp100 ribu per kilogram, menjadikannya salah satu pemicu utama inflasi di Kaltim. Rudy pun mengajak masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah sebagai solusi sederhana namun efektif dalam menjaga kestabilan harga.

Selain cabai, harga minyak goreng juga menjadi sorotan. Kaltim, yang memiliki perkebunan sawit luas serta pabrik pengolahan CPO di Bontang dan Balikpapan, seharusnya bisa mendapatkan minyak goreng dengan harga lebih stabil.

“Semua bahan baku ada di sini, tak perlu pengapalan. Justru ini peluang usaha,” kata Rudy.

Faktor terakhir yang tak kalah penting adalah edukasi masyarakat. Gubernur menekankan perlunya sosialisasi yang efektif agar masyarakat tidak terpancing panic buying yang justru dapat mempercepat kenaikan harga.

Baca Juga:  Pemkot Samarinda Rencana Bangun Pusat Parkir di Dermaga Pasar Pagi

“Gunakan semua media yang ada, libatkan ulama dan tokoh agama agar masyarakat lebih bijak dalam berbelanja,” katanya. (Wan/Fch/Klausa)

Bagikan

.

.

Search
logo klausa.co

Afiliasi :

PT Klausa Media Indonesia

copyrightⓑ | 2021 klausa.co